Misi dan perjuangan Rasulullah SAW. Pada tahun keempat puluh, Allah Swt memuliakan beliau SAW dengan ditetapkannya sebagai Nabi dan Rasul dengan turunnya Malaikat Jibril kepadanya, dimana sebelumnya beliau menyendiri beruzlah dan beribadah dengan memilih tempat di Gua Hira disebelah atas Jabal Nur. Tatkala Jibril turun membawa wahyu kepada Nabi Muhammad Saw, Khadijah pergi menemuinya dan memberitahukan kepadanya tentang peristiwa tersebut. Waraqah berkata: “Demi Tuhan yang nyawa Waraqah berada ditangan-Nya, jika engakau percaya hai Khadijah, telah datang malaikat agung yang pernah datang kepada Musa dan sesungguhnya ia (Nabi Muhammad Saw) adalah nabi dari umat ini.”
Misi dan Perjuangan Rasulullah SAW
Rasulullah SAW melakukan kegiatan keluar ke kabilah-kabilah Arab untuk melakukan dakwah memperkenalkan ajaran islam kepada mereka. Sebagian mereka ada yang beriman dan sebagian ada yang tetap kafir. Diantara mereka yang beriman, ada enam orang dari penduduk Madinah, yang antara lain karena telah tersebarnya Islam di sana. Pada tahun 12 kenabian, dua belas orang laki-laki dari Madinah menemui Rasulullah SAW. Diantaranya sepuluh orang dari suku Aus dan dua orang dari suku Khazraj dan kemudian mereka semua beriman. Dan dari yang dua belas orang ini, lima orang diantaranya adalah dari kelompok mereka yang enam orang yang telah beriman sebelumnya. Berikut adalah misi dan perjuangan Rasulullah SAW:
1. Membentuk akhlak mulia
Dalam tatanan kehidupan sosial masyarakat Arab pra Islam terdapat pada suatu tradisi yang melanggar etika (akhlak) dan hak asasi manusia; seperti perjudian, minum-minuman keras, perampok, perzinahan, dan perbuatan yang melanggar hukum dan tatanan sosial masyarakat. Sementara, Islam selalu mengajarkan perbuatan terpuji, seperti menolong sesama manusia, melarang melakukan fitnah, tidak mengambil hak orang yang bukan miliknya, melarang mabuk-mabukan, melarang perzinahan, melarang penguburan bayi hidup-hidup dan ajaran terpuji lainnya. Kondisi masyarakat Mekah yang terkenal dengan masa Jahiliyyah, bukan mereka bodoh dalam intelektual, tapi mereka bodoh dalam prilaku yang cenderung merusak tatanan sosial dan tatanan pribadi. Mereka terbiasa melakukan judi, pembunuhan dan minuman keras (khamar).
2. Mengajarkan ketauhidan
Pada masyarakat Arab Jahiliyyah terdapat suatu kepercayaan berbagai tuhan (polyteisme), seperti penyembahan berhala, penyembahan bulan dan bintang, penyembahan jin, ruh, dan arwah nenek moyang, serta ajaran yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Sementara itu, Islam datang dengan membawa ajaran tauhid, penyembahan hanya kepada Allah yang Maha Esa, tidak beranak dan tak diperanakan. Begitu juga yang berkaitan dengan kebudayaan. Kebudayaan Arab pra Islam sangat dipengaruhi oleh mitologi dan ajaran-ajaran sesat lainnya, sedang Islam membawa peradaban atau kebudayaan baru berdasarkan petunjuk Allah dan Al-Qur’an.
3. Menegaskan hari kiamat sebagai hari pembalasan
Masyarakat Arab pra Islam tidak percaya kepada hari kebangkitan, hari pembalasan, sampai ada di antara mereka bertanya-tanya, mana mungkin tulang belulang yang sudah hancur dapat dibangkitkan dan dihidupkan kembali. Padahal Islam mengajarkan dan memperingatkan kepada manusia, bahwa dunia ini hanya sementara dan tempat yang abadi adalah akhirat. Nabi Muhammad pemprioritaskan dakwahnya kepada ajakan untuk mempercayai adanya hari pembalasan. Mereka perlu menjaga kehidupannya untuk selalu sesuai dengan aturan dan tuntutan Allah swt. Setiap kebaikan akan mendapat balasan kebaikan. Sebaliknya setiap kejahatan akan mendapat balasan yang setimpal. Nabi Muhammad berusaha meyakinkan para pengikutnya akan janji Allah bagi orang yang beriman.
4. Mengangkat dan melindungi hak asasi manusia
Di dalam kehidupan masyarakat Arab pra Islam terdapat tradisi perbudakan manusia. Jual beli manusia (trafiking) merupakan hal biasa. Perbuatan itu mereka lakukan tanpa penyelesaian seolah tanpa dosa. Sedangkan Islam mengajarkan manusia itu sama derajatnya, hanya takwa yang membedakan mereka. Kehadiran Islam justru untuk mengangkat martabat mereka yang tertindas seperti para dhuafa dan fakir Arab kafir dan mukmin di tanah Arab, Mekah. Selain itu, tradisi yang melanggar hak asasi manusia adalah menganggap wanita sebagai aib keluarga. Kebiasaan membunuh dan mengubur anak wanita menjadi alat untuk menghilangkan aib keluarga. Islam datang untuk memuliakan dan mengangkat derajat wanita pada posisi yang tinggi dan terhormat.
5. Kondisi masyarakat Mekah yang menyembah berhala
Nabi Muhammad saw mendapat tugas mengajak masyarakat Mekah untuk menyembah Allah swt, Tuhan yang Maha Esa. Ajakan Nabi Muhammad saw bertentangan dengan kondisi masyarakat Mekah saat itu yang menyembah berhala.
Misi dan Perjuangan Rasulullah SAW
Rasulullah SAW melakukan kegiatan keluar ke kabilah-kabilah Arab untuk melakukan dakwah memperkenalkan ajaran islam kepada mereka. Sebagian mereka ada yang beriman dan sebagian ada yang tetap kafir. Diantara mereka yang beriman, ada enam orang dari penduduk Madinah, yang antara lain karena telah tersebarnya Islam di sana. Pada tahun 12 kenabian, dua belas orang laki-laki dari Madinah menemui Rasulullah SAW. Diantaranya sepuluh orang dari suku Aus dan dua orang dari suku Khazraj dan kemudian mereka semua beriman. Dan dari yang dua belas orang ini, lima orang diantaranya adalah dari kelompok mereka yang enam orang yang telah beriman sebelumnya. Berikut adalah misi dan perjuangan Rasulullah SAW:
1. Membentuk akhlak mulia
Dalam tatanan kehidupan sosial masyarakat Arab pra Islam terdapat pada suatu tradisi yang melanggar etika (akhlak) dan hak asasi manusia; seperti perjudian, minum-minuman keras, perampok, perzinahan, dan perbuatan yang melanggar hukum dan tatanan sosial masyarakat. Sementara, Islam selalu mengajarkan perbuatan terpuji, seperti menolong sesama manusia, melarang melakukan fitnah, tidak mengambil hak orang yang bukan miliknya, melarang mabuk-mabukan, melarang perzinahan, melarang penguburan bayi hidup-hidup dan ajaran terpuji lainnya. Kondisi masyarakat Mekah yang terkenal dengan masa Jahiliyyah, bukan mereka bodoh dalam intelektual, tapi mereka bodoh dalam prilaku yang cenderung merusak tatanan sosial dan tatanan pribadi. Mereka terbiasa melakukan judi, pembunuhan dan minuman keras (khamar).
2. Mengajarkan ketauhidan
Pada masyarakat Arab Jahiliyyah terdapat suatu kepercayaan berbagai tuhan (polyteisme), seperti penyembahan berhala, penyembahan bulan dan bintang, penyembahan jin, ruh, dan arwah nenek moyang, serta ajaran yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Sementara itu, Islam datang dengan membawa ajaran tauhid, penyembahan hanya kepada Allah yang Maha Esa, tidak beranak dan tak diperanakan. Begitu juga yang berkaitan dengan kebudayaan. Kebudayaan Arab pra Islam sangat dipengaruhi oleh mitologi dan ajaran-ajaran sesat lainnya, sedang Islam membawa peradaban atau kebudayaan baru berdasarkan petunjuk Allah dan Al-Qur’an.
3. Menegaskan hari kiamat sebagai hari pembalasan
Masyarakat Arab pra Islam tidak percaya kepada hari kebangkitan, hari pembalasan, sampai ada di antara mereka bertanya-tanya, mana mungkin tulang belulang yang sudah hancur dapat dibangkitkan dan dihidupkan kembali. Padahal Islam mengajarkan dan memperingatkan kepada manusia, bahwa dunia ini hanya sementara dan tempat yang abadi adalah akhirat. Nabi Muhammad pemprioritaskan dakwahnya kepada ajakan untuk mempercayai adanya hari pembalasan. Mereka perlu menjaga kehidupannya untuk selalu sesuai dengan aturan dan tuntutan Allah swt. Setiap kebaikan akan mendapat balasan kebaikan. Sebaliknya setiap kejahatan akan mendapat balasan yang setimpal. Nabi Muhammad berusaha meyakinkan para pengikutnya akan janji Allah bagi orang yang beriman.
4. Mengangkat dan melindungi hak asasi manusia
Di dalam kehidupan masyarakat Arab pra Islam terdapat tradisi perbudakan manusia. Jual beli manusia (trafiking) merupakan hal biasa. Perbuatan itu mereka lakukan tanpa penyelesaian seolah tanpa dosa. Sedangkan Islam mengajarkan manusia itu sama derajatnya, hanya takwa yang membedakan mereka. Kehadiran Islam justru untuk mengangkat martabat mereka yang tertindas seperti para dhuafa dan fakir Arab kafir dan mukmin di tanah Arab, Mekah. Selain itu, tradisi yang melanggar hak asasi manusia adalah menganggap wanita sebagai aib keluarga. Kebiasaan membunuh dan mengubur anak wanita menjadi alat untuk menghilangkan aib keluarga. Islam datang untuk memuliakan dan mengangkat derajat wanita pada posisi yang tinggi dan terhormat.
5. Kondisi masyarakat Mekah yang menyembah berhala
Nabi Muhammad saw mendapat tugas mengajak masyarakat Mekah untuk menyembah Allah swt, Tuhan yang Maha Esa. Ajakan Nabi Muhammad saw bertentangan dengan kondisi masyarakat Mekah saat itu yang menyembah berhala.