Kemuliaan Makkah dan Madinah bagi Umat Islam

Si Maniz 7:12:00 PM
Kemuliaan Makkah dan Madinah bagi Umat Islam. Dajjal tidak akan memasuki kedunya hingga akhir zaman. Dalam hadits Fathimah bin Qois radhiyallahu ‘anha disebutkan bahwa Dajjal mengatakan, “Aku akan keluar dan menelusuri muka bumi. Tidaklah aku membiarkan suatu daerah kecuali pasti aku singgahi dalam masa empat puluh malam selain Makkah dan Thoybah (Madinah Nabawiyyah). Kedua kota tersebut diharamkan bagiku. Tatkala aku ingin memasuki salah satu dari dua kota tersebut, malaikat menemuiku dan menghadangku dengan pedangnya yang mengkilap. Dan di setiap jalan bukit ada malaikat yang menjaganya.” (HR. Muslim no. 2942).



Kemuliaan Makkah bagi Umat Islam

Di Makkah berdiri masajid tertua di dunia. Abu Dzar al Ghifari bertanya, “Masjid apakah yang pertama kali dibangun di muka bumi?” Rasulullah menjawab, “Masjidil Haram.”

Abu Dzar bertanya lagi, “Lantas masjid apa?” Rasulullah menjawab, “Masjidil Aqsha.” Berapa lama jarak pembangunan kedua masjid itu? “Empat puluh tahun,” kata Rasulullah. (HR: Bukhari).

Sebagaimana Allah menyebutkan mengenai do’a Nabi Allah –kholilullah (kekasih Allah)- Ibrahim ‘alaihis salam; “Ya Rabb kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Rabb kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.” (QS. Ibrahim: 37)

Dajjal akan muncul dan menelusuri muka bumi. Tidak ada satu negeri pun melainkan Dajjal akan mampir di tempat tersebut kecuali Kota Makkah dan Madinah karena malaikat akan menjaga dua kota tersebut.

Makkah adalah kota yang dilindungi Allah dari kerusakan dan kepunahan populasinya. Sebagaimana disabdakan Rasulullah tentang Harāmnya berburu saat berihram: “Sesungguhnya tanah ini telah di-Haram-kan oleh Allah, maka tidak boleh ditebang tumbuhannya, tidak boleh diburu hewan buruannya, dan tidak boleh dipungut satupun barang yang hilang padanya, kecuali orang yang mencari pemiliknya.” (HR Bukhari).

Ketika Allah menundukkan kota Makkah untuk Rasulullah, beliau berdiri di tengah orang-orang, lalu memuji Allah dan menyanjung-Nya, kemudian bersabda: “Sesungguhnya Allah telah melindungi kota Shalallahu ‘Alaihi Wassallam Makkah dari pasukan gajah dan menguasakannya kepada Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman. Dan sesungguhnya kota ini tidak halal bagi seorang pun sebelumku, ia hanya dihalalkan bagiku sebentar pada waktu siang, dan tidak dihalalkan bagi seorang pun setelahku. Oleh karena itu, binatang buruan yang ada di dalamnya tidak boleh dikejar, duri pohon yang tumbuh di dalamnya tidak boleh dipatahkan, benda-benda yang jatuh tidak boleh diambil, kecuali bagi orang yang mengumumkannya; dan barangsiapa terbunuh, maka keluarganya boleh memilih yang terbaik antara dua perkara (denda atau qishash).” Lalu Abbas berkata: kecuali tumbuhan idkhir, wahai Rasulullah. Sebab kami menggunakannya di kuburan dan rumah kami. Beliau bersabda: “Kecuali tumbuhan idkhir. (HR Bukhari).

Dibanding kota lain, Allah memberi keistimewaan pada Makkah. Disamping paling tua, shalat di Masjidil Haram juga lebih utama ketimbang di Masjid Nabawi dan Masjidil Aqsha.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Satu shalat di Masjidil Haram, lebih utama dibandingkan seratus ribu shalat di tempat lainnya.” [HR Ahmad, Ibnu Majah].

Kemuliaan Madinah bagi Umat Islam

Madinah menjadi kota penting bagi umat Islam. Puluhan ribu orang berkunjung ke kota ini tiap hari. Tak lain, karena di kota ini berdiri masjid Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassallam, Masjid Nabawi.

Di dalam masjid ini bersemayam jazad manusia yang sangat dicintau umat Islam di seluruh duni, Rasulullah dan dua sahabat utamanya; Umar bin Khathab dan Abu Bakar. Tentu saja, ribuan orang tersebut datang untuk menziarahi Masjid Nabawi dan makam baginda Rasulullah beserta sahabatnya.

Selain itu, shalat di Masjid Nabawi pahalanya sangat istimewa. Kata Rasulullah, seperti diriwayatkan Imam Bukhari, “Pahala shalat di masjidku ini seribu kali lebih baik dari pahala shalat di masjid yang lain, kecuali di Masjidil Haram.”

Masih ada lagi keutamaan dari kota yang dulu bernama Yatsrib ini, antara lain: keberkahannya dua kali lipat keberkahan Makkah. Itu seperti doanya Rasulullah, berdasarkan hadis Bukhari dan Muslim. “Ya Allah, jadikanlah keberkahan di Madinah dua kali lipat dari keberkahan di Makkah.”

Madinah negeri yang baik. Rasulullah bersabda; “Telah menceritakan kepada kami [Ubaidullah bin Mu’adz Al Anbari] telah menceritakan kepada kami [bapakku] telah menceritakan kepada kami [Syu’bah] dari [Adi bin Tsabit] ia mendengar [Abdullah bin Yazid] dari [Zaid bin Tsabit] dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda: “Madinah itu adalah negeri yang baik. Dan ia akan menyingkirkan para penjahatnya sebagaimana api yang menyingkirkan kotoran perak.” [HR: Hadits Muslim no.2454]

Rasulullah bersabda; “Tidak ada satu negeri pun kecuali akan didatangi (dikuasai) Dajjal kecuali Makkah dan Madinah. Tidak ada satu celah pun di negeri tersebut kecuali ada malaikat yang menjaganya. Kemudian Dajjal datang ke suatu daerah -di luar Madinah- yang tanahnya bergaram. Bergoyanglah Madinah tiga kali, Allah keluarkan dengan sebabnya semua orang kafir dan munafiq dari Madinah.” (HR. Muslim no. 2943)

Tempat utama untuk wafat. “Telah menceritakan kepada kami Bakr bin Khalaf telah menceritakan kepada kami Mu’adz bin Hisyam telah menceritakan kepada kami Ayahku dari Ayyub dari Nafi’ dari Ibnu Umar dia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa di antara kalian mampu meninggal dunia di Kota Madinah hendaknya ia melaksanakannya, sesungguhnya aku akan bersaksi bagi siapa saja yang meninggal di Kota Madinah.” (HR Ibnu Majah)

Hadist yang sama juga diriwayatkan Ibnu Hibban, Ath Thabarani dan Al Baihaqi.

Dengan sejumlah keutamaan tersebut, wajar kalau orang berbondong bondong datang ke Madinah. Barangsiapa melakukan sebuah kejahatan atau melindungi pelaku kejahatan di Madinah, ia akan mendapat kutukan dari Allah, malaikat, dan seluruh umat manusia. Pada hari kiamat, tidak akan diterima amalannya yang wajib maupun yang sunnah.

Pengertian Haji Menurut Bahasa dan Istilah

Si Maniz 11:55:00 PM
Pengertian haji menurut bahasa dan istilah. Agama Islam sangat menjunjung tinggi nilai persamaan antar manusia, semua dipandang sama kecuali dalam perihal ketakwaan kepada Ilahi. Ketaatan kepada Tuhan semesta alam inilah yang akan mengangkat derajat manusia di akhirat kelak, bukan dari fisik, harta, ataupun popularitas di dunia. Ibadah yang mengharuskan Anda aktif. Ibarat alam semesta yang telah Allah SWT ciptakan yang terus bergerak dalam rotasi dan revolusinya masing-masing.

Pengertian ibadah haji adalah ibadah perpaduan semua unsur. Baik kesiapan hati, harta yang cukup, dan persiapan mental serta fisik. Terakhir adalah panggilan Allah subhanahu wata’ala. Sebuah manifestasi pergerakan umat Islam sedunia yang terkonsentrasi di Mekah setahun sekali. Pergerakan itu didukung kelancaran transportasi.

Ibadah haji merupakan perlambang dari persatuan kaum muslimin dalam satu akidah. Semua manusia berkumpul tidak membedakan ras, warna kulit, bahasa dan wilayah asal mereka. Seluruh jamaah bersatu dalam ketaatan kepada Allah SWT. Ukhuwah islamiyyah akan sangat terasa bagi mereka yang pernah melaksanakan ibadah yang suci ini. Tidak ada perbedaan antara si kulit putih dan hitam sebagaimana yang terjadi di sebagian belahan dunia hingga sekarang.

Pengertian Haji Menurut Bahasa dan Istilah


Pengertian haji menurut bahasa ialah menuju/mengunjungi. Etimologi bahasa Arab menunjukkan kata-kata ‘Haji’ berarti qashd artinya: bermaksud, tujuan atau mengunjungi. Secara syar’i adalah  menuju baitullah mengunjungi tempat tertentu untuk melaksanakan ibadah yang ditentukan pula.

Secara estimologi (bahasa), Haji berarti niat (Al Qasdu), sedangkan menurut syara’ berarti Niat menuju Baitul Haram dengan amal-amal yang khusus.Temat-tempat tertentu yang dimaksud dalam definisi diatas adalah selain Ka’bah dan Mas’a (tempat sa’i), juga Padang Arafah (tempat wukuf), Muzdalifah (tempat mabit), dan Mina (tempat melontar jumroh).

Pengertian haji menurut bahasa dan istilah adalah bentuk ritual tahunan bagi kaum muslim yang mampu secara material, lahir dan batin. Sedangkan yang dimaksud dengan waktu tertentu adalah bulan-bulan haji yaitu dimulai dari Syawal sampai sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah. Amalan ibadah tertentu ialah thawaf, sa’i, wukuf, mazbit di Muzdalifah, melontar jumroh, dan mabit di Mina.

Haji adalah ibadah yang difardhukan bagi kaum muslimin yang mampu melaksanakannya. Haji pun merupakan pilar Islam yang lima setelah Syahadat, Sholat, Zakat dan Puasa. Menempati urutan terakhir bukan berarti melaksanakan ibadah haji tidak penting, melainkan Allah Maha Tahu akan kemampuan hambanya. Meski ibadah haji hanya diwajibkan satu kali selama hidup, namun tidak jarang orang melaksanakannya berkali-kali.

Jenis-jenis Haji

1. Haji Ifrad
Pelaksanaan ibadah haji disebut ifrad jika sesorang melaksanakan ibadah haji dan umroh dilaksanakan secara sendiri-sendiri, dengan mendahulukan ibadah haji. Artinya, ketika calon jamaah haji mengenakan pakaian ihram di miqat-nya, hanya berniat melaksanakan ibadah haji. Jika ibadah hajinya sudah selesai, maka orang tersebut mengenakan ihram kembali untuk melaksanakan ibadah umroh.

2. Haji Tamattu
Pelaksanaan ibadah haji disebut Tamattu’ jika seseorang melaksanakan ibadah umroh dan Haji di bulan haji yang sama dengan mendahulukan ibadah Umroh. Artinya, ketika seseorang mengenakan pakaian ihram di miqat-nya, hanya berniat melaksanakan ibadah Umroh. Jika ibadah Umrohnya sudah selesai, maka orang tersebut mengenakan ihram kembali untuk melaksanakan ibadah Haji.

Tamattu’ dapat juga berarti melaksanakan ibadah Umroh dan Haji didalam bulan-bulan serta didalam tahun yang sama, tanpa terlebih dahulu pulang ke negeri asal.

3. Haji Qiran
Pelaksanaan ibadah Haji disebut Qiran jika seseorang melaksanakan ibadah Haji dan Umroh disatukan atau menyekaliguskan berihram untuk melaksanakan ibadah haji dan umrah. Haji Qiran dilakukan dengan tetap berpakaian ihram sejak miqat makani dan melaksanakan semua rukun dan wajib haji sampai selesai, meskipun mungkin akan memakan waktu lama.

Bagi setiap muslim harus mempunyai niatan untuk berusaha pergi haji ke Masjidil Haram. Sebab haji merupakan sebagian dari rukun Islam, artinya posisinya penting dalam menunaikan kewajiban dalam beragama Islam. Namun tidak semua orang mempunyai kesempatan atau kekayaan untuk berangkat haji. Tapi pastikan dalam diri sendiri untuk bersungguh-sungguh melaksanakan ibadah ini suatu saat nanti.