Segudang Manfaat Istighfar bagi Umat Muslim

Si Maniz 6:20:00 AM
Segudang Manfaat Istighfar bagi Umat Muslim. Beristighfar hakikatnya memohon ampun. Bukan istighfar yang spontan keluar tanpa kesadaran. Sebaliknya, beristighfarlah dengan kesadaran dan penyesalan. Memohon ampun dan bertaubat, niscaya Allah akan memberikan ampunan. Dosa manusia ibarat buih di lautan, sangat banyak dan tidak terhitung, akan tetapi ampunan Allah lebih luas dari itu. Bersegeralah bersujud memohon ampunan pada sanga Maha Pengampun. Karena jika tiba hari di mana taubat tidak lagi diterima, sungguh kita termasuk orang yang merugi.

Manusia dan dosa, sesuatu yang tidak dapat dipisahkan. Di mana ada manusia, di sana pasti terdapat noda. Tak ada manusia yang benar-benar bersih dari dosa, kecuali Rasulullah SAW, yang memang sudah dijamin Allah ma’shum (terbebas dari dosa). Al Ghofar, salah satu nama Allah diantara 99 asma’ul husna, yang berarti Maha Pengampun. Allah akan memberikan ampunan kepada hamba-Nya yang bertaubat dan memohon ampun. Allah berfirman, “Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiyaya dirinya, kemudian mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Q.S An Nisa: 110)

Segudang Manfaat Istighfar bagi Umat Muslim

Allah sangat menyukai orang-orang yang bertaubat dan memohon ampunan-Nya. Sampai-sampai Rasulullah SAW bersabda, “Demi Allah yang jiwaku ada di tangan-Nya, jika saja kalian tidak pernah berbuat dosa, pasti Allah sudah melenyapkan kalian, kemudian mendatangkam suatu kaum yang berbuat dosa. Kemudian memohon ampun kepada Allah, lalu Allah pun akan mengampuni mereka.” (HR. Muslim)

Hadits di atas bukan berarti lantas kita bebas berbuat dosa. Itu menunjukkan betapa Allah sangat menyukai orang-orang yang memohon ampunan-Nya. Saat melakukan kesalahan, besar atau kecil, memohonlah ampun kepada Allah, niscaya Allah akan memberikan ampunan.

Iblis sejatinya telah bersumpah untuk menyesatkan anak cucu Adam hingga mereka terjebak ke dalam dosa dan kemaksiatan. Namun, Allah -sekali lagi- adalah Maha Pengampun. Dia tidak akan pernah berhenti memberi ampunan.

Rasulullah SAW bersabda, “Iblis pernah berkata, ’Demi kemulian-Mu, aku tidak akan pernah berhenti menyesatkan hamba-hamba-Mu selama ruh masih menempel di badan mereka.’ Kemudian Allah berfirman, ’Demi kemuliaan-Ku dan keagungan-Ku, Aku tidak akan berhenti memberikan ampunan kepada mereka selama mereka meminta ampunan-Ku.’” (HR Ahmad dan al Hakim dalam kitab shahihnya dan disetujui oleh adz Dzahabi)

Rasulullah SAW bersabda, “Allah berfiman, ’Wahai anak Adam, sesungguhnya engkau selama berdoa dan berharap kepada-Ku, maka Aku pasti akan memberikan ampunan kepadamu atas segala dosa-dosamu dan Aku tidak memperdulikan kecil dan besarnya dosa. Wahai anak Adam, andaikata dosa-dosamu sampai ke langit, kemudian engkau memohon ampunan kepada-Ku, maka pasti aku akan memberikan ampunan kepadamu. Wahai anak Adam, jika engkau datang kepada-Ku dengan membawa kesalahan sepenuh bumi, kemudian engkau bertemu dengan-Ku, tapi engkau tidak menyekutukan-Ku sedikitpun, maka pasti Aku akan datang kepadamu dengan membawa ampunan sepenuh bumi.” (HR Tirmidzi)

Dari Abdullah bin Basyar, dari Ibnu Majah dengan sanad yang shahih, ia berkata, aku mendengar Rasulullah saw bersabda, “Berbahagialah bagi orang yang di dalam catatan amal mereka menemukan istighfar yang banyak.”

Disadari atau tidak, dalam sehari kita bisa saja berbuat lebih dari satu dosa, baik yang disengaja atau tidak. Baik dosa yang berhubungan dengan diri sendiri maupun dengan orang lain; seperti sombong, riya’, ghibah, dzalim, riba bahkan meninggalkan shalat. Coba saja kita tulis, amalan shalih dan keburukan yang kita buat dalam satu hari, lalu bandingkan! Jika kita mau jujur, daftar keburukan akan lebih banyak dari pada amalan shalih. Itu catatan kita, bagaimana dengan catatan malaikat? Bukankah di hari akhir nanti, catatan-catatan ini akan dihisab dan ditimbang, amalan atau dosa yang lebih berat?

3 Pahala Abadi Meski Orangnya Telah Mati

Si Maniz 6:04:00 AM

3 pahala abadi meski orangnya telah mati. Kehidupan umat manusia di dunia ini, tidaklah abadi ataupun kekal selamanya. Hidup di dunia ini akan berakhir dan berlanjut pada kehidupan akhirat yang kekal dan abadi. Di dunia, sebagaimana orang-orang bijak mengatakan, “cuma sekedar numpang minum". Hanya mampir untuk sekedar melepas dahaga.” Juga seringkali diibaratkan sebagai sebuah perjalanan. Tak salah, karena sejatinya, kehidupan ini memang mirip dengan perjalanan. Mulai dari ketika Allah mengutus seorang malaikat untuk meniup ruh pada jasad kita ketika bayi, hingga di akhirat kelak. Setiap tahapannya mirip dengan perjalanan.

Masa hidup di dunia adalah tempat bagi kita untuk melepas dahaga dan mempersiapkan bekal menuju perjalanan ke akhirat. Barangsiapa yang banyak berbekal dengan kebaikan, niscaya Allah akan mudahkah jalannya di akhirat kelak. Ada yang mengatakan, “Ad-dunyaa mazro’atul aakhiroh. Dunia adalah tempat kita menanam untuk kemudian kita memanennya di akhirat.” Maka tak heran, kita harus beramal sebaik-baiknya untuk akhirat kelak.

Ketika berada di dunia ini, akan ada waktu bagi kita untuk berbekal dengan kebaikan dan amal shalih. Namun, bagaimana ketika kita sudah tak berada di dunia ini?

3 Pahala Abadi Meski Orangnya Telah Mati


Jawabannya ada pada sebuah hadits yang pernah Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa sallam sampaikan kepada para Sahabat terdahulu. Disebutkan di dalam hadits shahih dari Abi Hurairah Radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila manusia meninggal dunia, terputuslah segala amalannya, kecuali dari tiga perkara: shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat atau anak shalih yang mendoakannya.”  [HR. Muslim, Abu Dawud dan Nasa’i]

Ketika anak cucu Adam meninggal, maka semua amalannya akan terputus. Namun, ada tiga amalan yang tak akan terputus meskipun seseorang meninggalkan dunia ini. Ada sajakah ketiga amalan itu?

Pertama, sedekah jariyah. Apakah sedekah jariyah itu? Sedekah jariyah adalah ketika kita menginfakkan harta kita atau apapun yang kita miliki agar bisa bermanfaat bagi banyak orang meskipun kita telah tiada. Semisal membangun masjid, membuat hal yang bisa dimanfaatkan orang banyak, dan macam-macam perbuatan yang masih bisa dirasakan manfaatnya sepanjang waktu.

Kedua, Ilmu yang bermanfaat. Yaitu segala macam ilmu yang ia ajarkan kepada orang lain dan mereka terus amalkan, atau ia menulis buku, atau hal-hal lain sebagai wasilah untuk menyampaikan ilmunya agar bisa bermanfaat dan terus dimanfaatkan setelah ia meninggal dunia.

Ketiga, anak yang shalih, karena ketika seorang anak itu menjadi shalih merupakan hasil dari kerja keras orang tuanya dalam mendidiknya. Islam sangat menganjurkan seseorang untuk memperhatikan pendidikan anak-anak mereka terutama dalam hal agama, sehingga nantinya anak tersebut tumbuh menjadi anak shalih. Lalu anak tersebut menjadi sebab, yaitu orang tuanya masih mendapatkan pahala meskipun orang tuanya sudah meninggal dunia, yaitu melalui doa anaknya.

Nah, itulah tiga hal yang sangat bermanfaat bagi kita saat di akhirat kelak meskipun kita tak lagi ada di dunia. Marilah kita berusaha untuk memperbanyak amal shalih kita untuk bekal di akhirat kelak.