Cara Membangun Keluarga Sakinah dalam Agama Islam

Si Maniz 7:44:00 PM
Cara Membangun Keluarga Sakinah dalam Agama Islam. Sesungguhnya pada diri Rasulullah suri teladan yang bagus bagi kalian. Bagaimanakah cara rasul dalam berumah tangga dan berinteraksi dengan keluarga beliau. Dan bagaimana pula para istri Ummahatul Mukminin berinteraksi dengan rasulullah untuk mewujudkan keluarga sakinah mawaddah warahmah. Suaru seorang sahabat bertanya kepada Aisyah, Apa yang biasanya dilakukan oleh Rasul di rumah? Aisyah menjawab, Rasulullah biasa melayani atau membantu istrinya dalam pekerjaan rumah dan jika datang waktu shalat beliau pun keluar rumah untuk melaksanakannya. (HR Bukhori).

Setiap manusia sudah diberikan pasangannya masing-masing, setiap pasangan muslim bercita-cita untuk membangun keluarga yang sakinah. Dan setiap ada teman, kerabat, sahabat dan keluarga yang menikah kebanyakan doa yang diberikan adalah agar menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah dan warrahmah. Ungkapan itu menjadi familiar dan menjadi hal yang umum bagi umat muslim. Ada beberapa orang menyebutkan keluarga yang sakinah itu adalah keluarga yang dibangun dengan hukum-hukum islam atau keluarga yang harmonis dan bahagia atau keluarga yang sama-sama mengingatkan jalan menuju surga.

Cara Membangun Keluarga Sakinah dalam Agama Islam

Suami adalah sebagai kepala keluarga, pemimpin keluarga yang mempunyai kewajiban memberikan nafkah kepada istri dan anaknya. Sementara itu istri memiliki peran penting juga, dimana tugas utamanya adalah sebagai ibu dan sebagai manajemen atau pengatur rumah tangga. Selain itu anak bertugas untuk berbuat baik, patuh, dan taat kepada kedua orang tua selama orang tua masih memberikan perintah atau nasihat yang baik dan benar di jalan Allah. Semoga kita semua bisa mewujudkan keluarga yang sakinah mawaddah wa rahmah.

Dalam bahasa arab sakinah berarti kedamaian, ketentraman, ketenangan dan kebahagiaan. Jadi arti keluarga sakinah itu menurut defenisi bahasa adalah membangun sebuah keluarga atau rumah tangga yang damai, tentram dan penuh kebahagiaan. Apa itu arti mawaddah: Dalam bahasa mawaddah itu berarti cinta atau suatu harapan. Mawaddah akan terwujud jika sebuah pernikahan yang dibangun dengan cinta antara suami dan istri dalam keadaan susah maupun senang dan mempertahankan cintanya selamanya. Apa itu arti warohmah: Atau (wa rahmah) yaitu kata tunggalnya adalah rahmah. Yang berarti kasih sayang. Kasih sayang yang tulus sangat penting dalam sebuah keluarga untuk mencapai suatu keluarga yang berbahagia. Jika digabungkan arti sakinah mawaddah warohmah dalam suatu keluarga adalah suatu keluarga yang damai, tentram, penuh cinta dan juga kasih sayang.

Untuk mewujudkan keluarga sa-ma-ra (sakinah mawaddah warohmah) itu tentu dibutuhkan sebuah perjuangan yang di bangun dengan sebuah niat, mengikuti aturan al qur’an dan tentunya mengikuti petunjuk dari nabi Muhammad s.a.w. Dimana keluarga impian umat muslim itu adalah keluarga yang hidup saling mencintai, saling mendukung, saling mengasihi dan saling pengertian karena mengharap ridho Allah s.w.t.

Tapi, bagaimanakah konsep keluarga sakinah itu menurut islam yang sebenarnya? Apakah arti dari sakinah, mawaddah, warahmah itu? Bagaimana memilih calon pendamping yang benar? dan apa tujuan dari perkawinan? dan apa saja hak dan kewajiban dari kedua belah pihak? Marilah kita sejenak melihat lebih dekat mengenai keluarga sakinah menurut islam, agar kita mempunyai pemahaman yang kuat dan niat yang jelas tentang keluarga sakinah menurut islam.

Tentunya semua itu berdasarkan syariat islam dalam rangka ibadah kepada Allah s.w.t dengan tujuannya antara lain adalah menjaga kehormatan, melahirkan keturunan dan mempererat silaturahmi secara islami. Jika bermanfaat, mohon like fb page kami ya!! Untuk mewujudkan sebuah keluarga samara, tentunya semua anggota keluarga mempunyai peran-peran penting. Islam telah jelas-jelas memberikan apa saja tugas dan fungsi masing-masing anggota keluarga yang harmonis, diliputi suasana iman, takwa dan bahagia.

Tentunya ada banyak hikmah dan kebahagian yang didapat ketika Allah SWT mensyariatkan pernikahan kepada umatnya, yang disifatkan didalam alqur’an dengan ‘Miitsaaqan Galiidzan’ (tali ikatan yang berat). Dimana pernikahan itu tidaklah hanya sebagai pemenuhan atau penyaluran seksual secara halal namun ada pula tujuan yang lebih agung dari pada itu. Dari sebuah ikatan pernikahan diharapkan juga dapat menciptakan keluarga yang berbibit kan ketenangan dan sakinah, berbuah cinta kasih dan mawaddah, dieratkan pula dengan kasih sayang dan rahmah bagi keduanya.

Dalam rumah tangga yang samara dibutuhkan juga untuk saling memahami perasaan pasangan. Sesungguhnya aku tahu jika kamu sedang ridho terhadap ku atau ketika kamu sedang marah kepadaku”, begitu suatu kali Rasulullah menegur Aisyah. “Jika kau ridho terhadap ku, kau akan berkata: “Tidak, demi Tuhan Muhammad”, tetapi jika kau marah, kau berkata, “Tidak, demi Tuhan Ibrahim”. (HR. Muslim).

Artikel Terkait

Previous
Next Post »