Cara Mensyukuri Nikmat Allah Ta'ala Menurut Islam

Si Maniz 6:13:00 AM
Cara mensyukuri nikmat Allah Ta'ala menurut Islam. Melakukan rutinitas kegiatan yang sama dari hari ke hari tanpa berusaha menjadikan diri ini menjadi lebih baik. Selain itu, ada juga golongan orang yang bukan sekedar tak bersyukur tetapi malah menyesali takdir. Selalu mempertanyakan kenapa begini dan kenapa begitu. Atau selalu berkata seandainya begini dan seandainya begitu tanpa ada usaha yang nyata. Terlebih dari itu, mereka bahkan tak menyadari ada potensi luar biasa yang telah Allah anugerahkan kepada mereka. Salah satu bentuk syukur kita tak lain dengan mengetahui, memahami dan mengembangkan semaksimal mungkin potensi yang telah Allah beri melalui berbagai skill luar biasa.

Selayaknya seorang muslim itu senantiasa bergerak untuk menghasilkan keberkahan hidup. Sebagaimana pepatah arab mengatakan “Taharrok fainna Fil harokah barokah”, yang artinya bergeraklah, karena di dalam pergerakan itu ada keberkahan (kebaikan). Jika ghirah terhadap kebaikan sudah lemah, dan semangat fastabiqul khoirot sudah lenyap dari hati dan fikiran kita, maka hal ini berpotensi akan mematikan hati. Jika hati sudah mati, hilanglah kepekaan terhadap peluang kebaikan.

Banyak hal yang bisa kita petik dari kisah mereka yang terlebih dahulu telah sukses. Mungkin kita akan mendapati bahwa kesuksesan mereka tak datang begitu saja. Tapi berawal dari usaha mereka, keoptimisan mereka sebagaimana katak yang optimis menjalani hidup di luar tempurung. Kita juga akan mendapati mungkin hidup mereka dahulu jauh lebih buruk dari kita, tinggal di rumah yang lebih sederhana dari kita, makan dengan makanan yang jauh lebih tak enak dari kita.

Cara Mensyukuri Nikmat Allah Ta'ala Menurut Islam


Ketika kepekaan terhadap peluang kebaikan atau amal shalih sudah hilang, maka kehidupan akan terasa hampa., seolah menjadi wujuduhu kaadamihi, keberadaannya sama seperti tidak ada. Bergeraklah untuk menangkap peluang-peluang amal shalih yang setiap hari berseliweran di hadapan kita. Karena keengganan kita dalam bergerak untuk mengambil peluang amal shalih, itu mengindikasikan lemahnya ghirah kita terhadap kebaikan. Dan lebih dekat dengan sifat-sifat kemunafikan. Naudzubillah.

Orang-orang semacam itu wajib segera dibangunkan dari kelalaian. Jangan sampai anugerah umur dari Allah disia-siakan begitu saja tanpa ada pergerakan untuk berlomba meraih amal shalih sebanyak-banyaknya. Lagi pula untuk apa kita hadir ke dunia ini kalau tidak untuk beramal shalih. Jika tidak menggunakan kesempatan hidup untuk amal shalih, niscaya kehidupan kita akan sangat rapuh dan dipenuhi kesedihan yang kadang-kadang tidak jelas asalnya dari mana.

Orang yang banyak berbuat amal shalih akan dijauhkan dari kesedihan, seperti yang disebutkan dalam surat al-Baqarah ayat 277 yang artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan sembahyang dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.”

Mereka berhasil bangkit, dari kemurungan menuju keceriaan, dari aktivitas yang begitu-begitu saja menjadi aktivitas yang lebih bermanfaaat. Mereka keluar dari kata tak mungkin menjadi mungkin, dari rasa yang tak berguna menjadi berguna, dari pesimis menajdi optimis. Itulah yang merubah mereka dari yang lemah menjadi kuat jiwanya hingga akhirnya banyak hal yang bisa dilakukan, banyak orang yang bisa dibantu, banyak amalan yang bisa dilaksanakan.

Bergeraklah dan berlombalah untuk meraih kebaikan dan amal shalih, agar hidup menjadi semakin hidup, dan terciptalah keberkahan-keberkahan yang mengantarkan kita pada kebahagiaan. Semoga nasehat sederhana ini mampu menggerakkan hati untuk segera lari dari kelalaian dan sibuk untuk beramal shalih. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala senantiasa membimbing kita dan semoga kita istiqomah.

Misi dan Perjuangan Rasulullah SAW

Si Maniz 7:41:00 PM
Misi dan perjuangan Rasulullah SAW. Pada tahun keempat puluh, Allah Swt memuliakan beliau SAW dengan ditetapkannya sebagai Nabi dan Rasul dengan turunnya Malaikat Jibril kepadanya, dimana sebelumnya beliau menyendiri beruzlah dan beribadah dengan memilih tempat di Gua Hira disebelah atas Jabal Nur. Tatkala Jibril turun membawa wahyu kepada Nabi Muhammad Saw, Khadijah pergi menemuinya dan memberitahukan kepadanya tentang peristiwa tersebut. Waraqah berkata: “Demi Tuhan yang nyawa Waraqah berada ditangan-Nya, jika engakau percaya hai Khadijah, telah datang malaikat agung yang pernah datang kepada Musa dan sesungguhnya ia (Nabi Muhammad Saw) adalah nabi dari umat ini.”

Misi dan Perjuangan Rasulullah SAW
Rasulullah SAW melakukan kegiatan keluar ke kabilah-kabilah Arab untuk melakukan dakwah memperkenalkan ajaran islam kepada mereka. Sebagian mereka ada yang beriman dan sebagian ada yang tetap kafir. Diantara mereka yang beriman, ada enam orang dari penduduk Madinah, yang antara lain karena telah tersebarnya Islam di sana. Pada tahun 12 kenabian, dua belas orang laki-laki dari Madinah menemui Rasulullah SAW. Diantaranya sepuluh orang dari suku Aus dan dua orang dari suku Khazraj dan kemudian mereka semua beriman. Dan dari yang dua belas orang ini, lima orang diantaranya adalah dari kelompok mereka yang enam orang yang telah beriman sebelumnya. Berikut adalah misi dan perjuangan Rasulullah SAW:

1. Membentuk akhlak mulia
Dalam tatanan kehidupan sosial masyarakat Arab pra Islam terdapat pada suatu tradisi yang melanggar etika (akhlak) dan hak asasi manusia; seperti perjudian, minum-minuman keras, perampok, perzinahan, dan perbuatan yang melanggar hukum dan tatanan sosial masyarakat. Sementara, Islam selalu mengajarkan perbuatan terpuji, seperti menolong sesama manusia, melarang melakukan fitnah, tidak mengambil hak orang yang bukan miliknya, melarang mabuk-mabukan, melarang perzinahan, melarang penguburan bayi hidup-hidup dan ajaran terpuji lainnya. Kondisi masyarakat Mekah yang terkenal dengan masa Jahiliyyah, bukan mereka bodoh dalam intelektual, tapi mereka bodoh dalam prilaku yang cenderung merusak tatanan sosial dan tatanan pribadi. Mereka terbiasa melakukan judi, pembunuhan dan minuman keras (khamar).

2. Mengajarkan ketauhidan
Pada masyarakat Arab Jahiliyyah terdapat suatu kepercayaan berbagai tuhan (polyteisme), seperti penyembahan berhala, penyembahan bulan dan bintang, penyembahan jin, ruh, dan arwah nenek moyang, serta ajaran yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Sementara itu, Islam datang dengan membawa ajaran tauhid, penyembahan hanya kepada Allah yang Maha Esa, tidak beranak dan tak diperanakan. Begitu juga yang berkaitan dengan kebudayaan. Kebudayaan Arab pra Islam sangat dipengaruhi oleh mitologi dan ajaran-ajaran sesat lainnya, sedang Islam membawa peradaban atau kebudayaan baru berdasarkan petunjuk Allah dan Al-Qur’an.

3. Menegaskan hari kiamat sebagai hari pembalasan
Masyarakat Arab pra Islam tidak percaya kepada hari kebangkitan, hari pembalasan, sampai ada di antara mereka bertanya-tanya, mana mungkin tulang belulang yang sudah hancur dapat dibangkitkan dan dihidupkan kembali. Padahal Islam mengajarkan dan memperingatkan kepada manusia, bahwa dunia ini hanya sementara dan tempat yang abadi adalah akhirat. Nabi Muhammad pemprioritaskan dakwahnya kepada ajakan untuk mempercayai adanya hari pembalasan. Mereka perlu menjaga kehidupannya untuk selalu sesuai dengan aturan dan tuntutan Allah swt. Setiap kebaikan akan mendapat balasan kebaikan. Sebaliknya setiap kejahatan akan mendapat balasan yang setimpal. Nabi Muhammad berusaha meyakinkan para pengikutnya akan janji Allah bagi orang yang beriman.

4. Mengangkat dan melindungi hak asasi manusia
Di dalam kehidupan masyarakat Arab pra Islam terdapat tradisi perbudakan manusia. Jual beli manusia (trafiking) merupakan hal biasa. Perbuatan itu mereka lakukan tanpa penyelesaian seolah tanpa dosa. Sedangkan Islam mengajarkan manusia itu sama derajatnya, hanya takwa yang membedakan mereka. Kehadiran Islam justru untuk mengangkat martabat mereka yang tertindas seperti para dhuafa dan fakir Arab kafir dan mukmin di tanah Arab, Mekah. Selain itu, tradisi yang melanggar hak asasi manusia adalah menganggap wanita sebagai aib keluarga. Kebiasaan membunuh dan mengubur anak wanita menjadi alat untuk menghilangkan aib keluarga. Islam datang untuk memuliakan dan mengangkat derajat wanita pada posisi yang tinggi dan terhormat.

5. Kondisi masyarakat Mekah yang menyembah berhala
Nabi Muhammad saw mendapat tugas mengajak masyarakat Mekah untuk menyembah Allah swt, Tuhan yang Maha Esa. Ajakan Nabi Muhammad saw bertentangan dengan kondisi masyarakat Mekah saat itu yang menyembah berhala.

Kemuliaan Makkah dan Madinah bagi Umat Islam

Si Maniz 7:12:00 PM
Kemuliaan Makkah dan Madinah bagi Umat Islam. Dajjal tidak akan memasuki kedunya hingga akhir zaman. Dalam hadits Fathimah bin Qois radhiyallahu ‘anha disebutkan bahwa Dajjal mengatakan, “Aku akan keluar dan menelusuri muka bumi. Tidaklah aku membiarkan suatu daerah kecuali pasti aku singgahi dalam masa empat puluh malam selain Makkah dan Thoybah (Madinah Nabawiyyah). Kedua kota tersebut diharamkan bagiku. Tatkala aku ingin memasuki salah satu dari dua kota tersebut, malaikat menemuiku dan menghadangku dengan pedangnya yang mengkilap. Dan di setiap jalan bukit ada malaikat yang menjaganya.” (HR. Muslim no. 2942).



Kemuliaan Makkah bagi Umat Islam

Di Makkah berdiri masajid tertua di dunia. Abu Dzar al Ghifari bertanya, “Masjid apakah yang pertama kali dibangun di muka bumi?” Rasulullah menjawab, “Masjidil Haram.”

Abu Dzar bertanya lagi, “Lantas masjid apa?” Rasulullah menjawab, “Masjidil Aqsha.” Berapa lama jarak pembangunan kedua masjid itu? “Empat puluh tahun,” kata Rasulullah. (HR: Bukhari).

Sebagaimana Allah menyebutkan mengenai do’a Nabi Allah –kholilullah (kekasih Allah)- Ibrahim ‘alaihis salam; “Ya Rabb kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Rabb kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.” (QS. Ibrahim: 37)

Dajjal akan muncul dan menelusuri muka bumi. Tidak ada satu negeri pun melainkan Dajjal akan mampir di tempat tersebut kecuali Kota Makkah dan Madinah karena malaikat akan menjaga dua kota tersebut.

Makkah adalah kota yang dilindungi Allah dari kerusakan dan kepunahan populasinya. Sebagaimana disabdakan Rasulullah tentang Harāmnya berburu saat berihram: “Sesungguhnya tanah ini telah di-Haram-kan oleh Allah, maka tidak boleh ditebang tumbuhannya, tidak boleh diburu hewan buruannya, dan tidak boleh dipungut satupun barang yang hilang padanya, kecuali orang yang mencari pemiliknya.” (HR Bukhari).

Ketika Allah menundukkan kota Makkah untuk Rasulullah, beliau berdiri di tengah orang-orang, lalu memuji Allah dan menyanjung-Nya, kemudian bersabda: “Sesungguhnya Allah telah melindungi kota Shalallahu ‘Alaihi Wassallam Makkah dari pasukan gajah dan menguasakannya kepada Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman. Dan sesungguhnya kota ini tidak halal bagi seorang pun sebelumku, ia hanya dihalalkan bagiku sebentar pada waktu siang, dan tidak dihalalkan bagi seorang pun setelahku. Oleh karena itu, binatang buruan yang ada di dalamnya tidak boleh dikejar, duri pohon yang tumbuh di dalamnya tidak boleh dipatahkan, benda-benda yang jatuh tidak boleh diambil, kecuali bagi orang yang mengumumkannya; dan barangsiapa terbunuh, maka keluarganya boleh memilih yang terbaik antara dua perkara (denda atau qishash).” Lalu Abbas berkata: kecuali tumbuhan idkhir, wahai Rasulullah. Sebab kami menggunakannya di kuburan dan rumah kami. Beliau bersabda: “Kecuali tumbuhan idkhir. (HR Bukhari).

Dibanding kota lain, Allah memberi keistimewaan pada Makkah. Disamping paling tua, shalat di Masjidil Haram juga lebih utama ketimbang di Masjid Nabawi dan Masjidil Aqsha.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Satu shalat di Masjidil Haram, lebih utama dibandingkan seratus ribu shalat di tempat lainnya.” [HR Ahmad, Ibnu Majah].

Kemuliaan Madinah bagi Umat Islam

Madinah menjadi kota penting bagi umat Islam. Puluhan ribu orang berkunjung ke kota ini tiap hari. Tak lain, karena di kota ini berdiri masjid Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassallam, Masjid Nabawi.

Di dalam masjid ini bersemayam jazad manusia yang sangat dicintau umat Islam di seluruh duni, Rasulullah dan dua sahabat utamanya; Umar bin Khathab dan Abu Bakar. Tentu saja, ribuan orang tersebut datang untuk menziarahi Masjid Nabawi dan makam baginda Rasulullah beserta sahabatnya.

Selain itu, shalat di Masjid Nabawi pahalanya sangat istimewa. Kata Rasulullah, seperti diriwayatkan Imam Bukhari, “Pahala shalat di masjidku ini seribu kali lebih baik dari pahala shalat di masjid yang lain, kecuali di Masjidil Haram.”

Masih ada lagi keutamaan dari kota yang dulu bernama Yatsrib ini, antara lain: keberkahannya dua kali lipat keberkahan Makkah. Itu seperti doanya Rasulullah, berdasarkan hadis Bukhari dan Muslim. “Ya Allah, jadikanlah keberkahan di Madinah dua kali lipat dari keberkahan di Makkah.”

Madinah negeri yang baik. Rasulullah bersabda; “Telah menceritakan kepada kami [Ubaidullah bin Mu’adz Al Anbari] telah menceritakan kepada kami [bapakku] telah menceritakan kepada kami [Syu’bah] dari [Adi bin Tsabit] ia mendengar [Abdullah bin Yazid] dari [Zaid bin Tsabit] dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda: “Madinah itu adalah negeri yang baik. Dan ia akan menyingkirkan para penjahatnya sebagaimana api yang menyingkirkan kotoran perak.” [HR: Hadits Muslim no.2454]

Rasulullah bersabda; “Tidak ada satu negeri pun kecuali akan didatangi (dikuasai) Dajjal kecuali Makkah dan Madinah. Tidak ada satu celah pun di negeri tersebut kecuali ada malaikat yang menjaganya. Kemudian Dajjal datang ke suatu daerah -di luar Madinah- yang tanahnya bergaram. Bergoyanglah Madinah tiga kali, Allah keluarkan dengan sebabnya semua orang kafir dan munafiq dari Madinah.” (HR. Muslim no. 2943)

Tempat utama untuk wafat. “Telah menceritakan kepada kami Bakr bin Khalaf telah menceritakan kepada kami Mu’adz bin Hisyam telah menceritakan kepada kami Ayahku dari Ayyub dari Nafi’ dari Ibnu Umar dia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa di antara kalian mampu meninggal dunia di Kota Madinah hendaknya ia melaksanakannya, sesungguhnya aku akan bersaksi bagi siapa saja yang meninggal di Kota Madinah.” (HR Ibnu Majah)

Hadist yang sama juga diriwayatkan Ibnu Hibban, Ath Thabarani dan Al Baihaqi.

Dengan sejumlah keutamaan tersebut, wajar kalau orang berbondong bondong datang ke Madinah. Barangsiapa melakukan sebuah kejahatan atau melindungi pelaku kejahatan di Madinah, ia akan mendapat kutukan dari Allah, malaikat, dan seluruh umat manusia. Pada hari kiamat, tidak akan diterima amalannya yang wajib maupun yang sunnah.

Pengertian Haji Menurut Bahasa dan Istilah

Si Maniz 11:55:00 PM
Pengertian haji menurut bahasa dan istilah. Agama Islam sangat menjunjung tinggi nilai persamaan antar manusia, semua dipandang sama kecuali dalam perihal ketakwaan kepada Ilahi. Ketaatan kepada Tuhan semesta alam inilah yang akan mengangkat derajat manusia di akhirat kelak, bukan dari fisik, harta, ataupun popularitas di dunia. Ibadah yang mengharuskan Anda aktif. Ibarat alam semesta yang telah Allah SWT ciptakan yang terus bergerak dalam rotasi dan revolusinya masing-masing.

Pengertian ibadah haji adalah ibadah perpaduan semua unsur. Baik kesiapan hati, harta yang cukup, dan persiapan mental serta fisik. Terakhir adalah panggilan Allah subhanahu wata’ala. Sebuah manifestasi pergerakan umat Islam sedunia yang terkonsentrasi di Mekah setahun sekali. Pergerakan itu didukung kelancaran transportasi.

Ibadah haji merupakan perlambang dari persatuan kaum muslimin dalam satu akidah. Semua manusia berkumpul tidak membedakan ras, warna kulit, bahasa dan wilayah asal mereka. Seluruh jamaah bersatu dalam ketaatan kepada Allah SWT. Ukhuwah islamiyyah akan sangat terasa bagi mereka yang pernah melaksanakan ibadah yang suci ini. Tidak ada perbedaan antara si kulit putih dan hitam sebagaimana yang terjadi di sebagian belahan dunia hingga sekarang.

Pengertian Haji Menurut Bahasa dan Istilah


Pengertian haji menurut bahasa ialah menuju/mengunjungi. Etimologi bahasa Arab menunjukkan kata-kata ‘Haji’ berarti qashd artinya: bermaksud, tujuan atau mengunjungi. Secara syar’i adalah  menuju baitullah mengunjungi tempat tertentu untuk melaksanakan ibadah yang ditentukan pula.

Secara estimologi (bahasa), Haji berarti niat (Al Qasdu), sedangkan menurut syara’ berarti Niat menuju Baitul Haram dengan amal-amal yang khusus.Temat-tempat tertentu yang dimaksud dalam definisi diatas adalah selain Ka’bah dan Mas’a (tempat sa’i), juga Padang Arafah (tempat wukuf), Muzdalifah (tempat mabit), dan Mina (tempat melontar jumroh).

Pengertian haji menurut bahasa dan istilah adalah bentuk ritual tahunan bagi kaum muslim yang mampu secara material, lahir dan batin. Sedangkan yang dimaksud dengan waktu tertentu adalah bulan-bulan haji yaitu dimulai dari Syawal sampai sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah. Amalan ibadah tertentu ialah thawaf, sa’i, wukuf, mazbit di Muzdalifah, melontar jumroh, dan mabit di Mina.

Haji adalah ibadah yang difardhukan bagi kaum muslimin yang mampu melaksanakannya. Haji pun merupakan pilar Islam yang lima setelah Syahadat, Sholat, Zakat dan Puasa. Menempati urutan terakhir bukan berarti melaksanakan ibadah haji tidak penting, melainkan Allah Maha Tahu akan kemampuan hambanya. Meski ibadah haji hanya diwajibkan satu kali selama hidup, namun tidak jarang orang melaksanakannya berkali-kali.

Jenis-jenis Haji

1. Haji Ifrad
Pelaksanaan ibadah haji disebut ifrad jika sesorang melaksanakan ibadah haji dan umroh dilaksanakan secara sendiri-sendiri, dengan mendahulukan ibadah haji. Artinya, ketika calon jamaah haji mengenakan pakaian ihram di miqat-nya, hanya berniat melaksanakan ibadah haji. Jika ibadah hajinya sudah selesai, maka orang tersebut mengenakan ihram kembali untuk melaksanakan ibadah umroh.

2. Haji Tamattu
Pelaksanaan ibadah haji disebut Tamattu’ jika seseorang melaksanakan ibadah umroh dan Haji di bulan haji yang sama dengan mendahulukan ibadah Umroh. Artinya, ketika seseorang mengenakan pakaian ihram di miqat-nya, hanya berniat melaksanakan ibadah Umroh. Jika ibadah Umrohnya sudah selesai, maka orang tersebut mengenakan ihram kembali untuk melaksanakan ibadah Haji.

Tamattu’ dapat juga berarti melaksanakan ibadah Umroh dan Haji didalam bulan-bulan serta didalam tahun yang sama, tanpa terlebih dahulu pulang ke negeri asal.

3. Haji Qiran
Pelaksanaan ibadah Haji disebut Qiran jika seseorang melaksanakan ibadah Haji dan Umroh disatukan atau menyekaliguskan berihram untuk melaksanakan ibadah haji dan umrah. Haji Qiran dilakukan dengan tetap berpakaian ihram sejak miqat makani dan melaksanakan semua rukun dan wajib haji sampai selesai, meskipun mungkin akan memakan waktu lama.

Bagi setiap muslim harus mempunyai niatan untuk berusaha pergi haji ke Masjidil Haram. Sebab haji merupakan sebagian dari rukun Islam, artinya posisinya penting dalam menunaikan kewajiban dalam beragama Islam. Namun tidak semua orang mempunyai kesempatan atau kekayaan untuk berangkat haji. Tapi pastikan dalam diri sendiri untuk bersungguh-sungguh melaksanakan ibadah ini suatu saat nanti.

PIQ Singosari Malang, Gudangnya Ahli Al-Quran

Si Maniz 5:54:00 PM
PIQ Singosari Malang, Gudangnya Ahli Al-Quran. PIQ merupakan singkatan dari Pesantren Ilmu Al-Quran. Didirikan oleh KH Bashori Alwi Murtadho pada tanggal 1 Mei 1978. Sesuai dengan namanya, PIQ mempunyai spesialisasi dan prioritas pengajaran pada kitab suci Al-Quran. Hal ini erat kaitannya dengan figur KH Bashori Alwi Murtadho sebagai seorang intelektual dan notabene pendiri Jam’iyyatul Qurro’ wal Huffadz, suatu lembaga yang banyak melahirkan intelektual Al Quran di Indonesia.

Pendiri PIQ Singosari Malang, KH Bashori Alwi Murtadho adalah ulama ahli Al Quran yang berpengaruh di dalam maupun luar negeri. Beliau dilahirkan dari pasangan bahagia, Kiai Alwi Murtadlo dan Nyai Riwati. Kiprah dan andil besar KH Bashori Alwi Murtadlo di bidang ilmu-ilmu Al Quran sungguh luar biasa. Bersama dua qari’ nasional lainnya, Ustadz Abdul Aziz Muslim dan (alm.) Fuad Zain, dia pernah diundang untuk membaca Al Quran di 11 negara Asia Afrika (Arab Saudi, Pakistan, Irak, Iran, Siria, Lebanon, Mesir, Palestina, Aljazair dan Libya).

PIQ Singosari Malang, Gudangnya Ahli Al-Quran

KH Bashori Alwi Murtadho tercatat sebagai tokoh kaliber nasional dan internasional di bidang Tilawatil Al Quran. Beliau salah satu pendiri Jam’iyatul Qura’ (Organisasi para qari’ dan penghafal Al Quran), sekaligus salah satu pencetus ide Musabaqah Tilawatil Al Quran tingkat internasional pada Konferensi Islam Asia Afrika (KIAA) tahun 1964. Ustadz juga termasuk penggagas MTQ tingkat nasional. Sampai sekarang, beliau tidak pernah absen menjadi juri, baik pada MTQ dan STQ Nasional, maupun MTQ tingkat provinsi. Di samping itu, beliau dipercaya menjadi juri MTQ tingkat internasional di Brunei Darussalam (1985), Mesir (1998) dan Jakarta (2003).

PIQ Singosari sering dijadikan objek comparative study dan penelitian oleh kalangan pesantren, universitas, dan lembaga-lembaga kajian lain. Namun dalam perkembangannya, Bahasa Arab juga memperoleh porsi perhatian yang besar, sebagai media pengembangan wawasan berpikir dan alat untuk menganalisa keilmuan Islam klasik & modern. Mencetak kader-kader da’i muslim, generasi qurani yang mandiri, yang mampu mengembangkan pengetahuan agama mereka bagi agamanya, bangsa, dan negaranya dengan tetap berpegang teguh kepada aqidah Ahlussunnah wal Jamaah.

Ketika santri berada di tengah-tengah kawasan salah satu pondok pesantren terbaik di Jawa Timur ini, mereka akan merasakan nuansa lain dalam belajar. Melalui berbagai saran fisik dan non-fisik yang dimiliki Pesantren ini, para santri telah disiapkan untuk mendapatkan ilmu-ilmu Al Quran dan Bahasa Arab.

Pesantren Ilmu al-Quran Singosari Malang dipercaya umat di dalam pengajaran dan pengembangan ilmu-ilmu agama. Hal itu dibuktikan dengan semakin banyaknya jumlah santri baik lokal maupun non lokal yang berasal dari luar kota (Jakarta, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, bahkan Irian Jaya) yang diikuti dengan pencapaian prestasi yang semakin meningkat, baik ketika mengikuti event-event tingkat regional maupun nasional. Bahkan alumni-alumninya semakin banyak yang memegang peranan penting di masyarakat.

PIQ Singosari, mencetak generasi unggul di bidang Al Quran dan Bahasa Arab. Dengan fasilitas yang mumpuni dan konsep pemakaian bahasa asing yang berjalan dengan baik, maka secara sekilas bisa dipastikan bahwa alumninya adalah para santri yang benar-benar siap terjun ke dunia masyarakat. Ibarat berjalan di tengah gurun, para santri seakan menemukan sebuah oase. Jadi tidak berlebihan bila setiap tahunnya banyak calon santri yang mengantri, daftar masuk untuk dicetak menjadi generasi Qurany yang berkualitas.

Kontak
Alamat: Jl. Raya 107 Singosari Malang, 65153
Telepon: 0341 – 458340
Email: info@piqsingosari.com
Website: http://piqsingosari.com/
Grup FB: https://www.facebook.com/groups/piqsingsari/

PIQ Singosari Malang, Gudangnya Ahli Al-Quran telah berhasil menempati urutan teratas pilihan para orang tua dalam memilih pendidikan terbaik untuk anaknya di bidang Al Quran dan Bahasa Arab karena diasuh langsung oleh Master Al Quran, yaitu KH Bashori Alwi Murtadlo. Di PIQ Singosari diterapkan proses belajar mengajar yang menarik dan menyenangkan. Selain itu terletak di Malang kabupaten Singosari yang tentunya kawasan sejuk dan indah.

Keutamaan Al-Quran Dibanding Kitab Lain

Si Maniz 5:38:00 PM
Keutamaan Al-Quran dibanding kitab lain adalah sebagai mukjizat terbesar yang diberikan oleh Allah Taala kepada Nabi Muhammad SAW. Isinya mencakup seluruh aspek agama Islam, mengatur hubungan sesama manusia, sesama makhluk ciptaan-Nya dan juga antara makhluk dengan Sang Pencipta. Memiliki banyak keajaiban yang terkadang sulit dicerna oleh akal manusia, sebagai hamba yang lemah. Tidak ada keraguan di dalamnya. Jika ada sebagian orang yang meragukannya, maka Allah Taala yang akan menunjukkan kebenaran kitabnya melalui jalan yang tidak disangka-sangka.

Banyak sekali keutamaan Al-Quran dibanding kitab lain di seluruh dunia. Kebenaran isi dan pelaksanaannya menunjukkan kemukjizatan Al Quran bagi manusia. Diturunkan secara berangsur-angsur. Melalui kemampuan hafalan Nabi Muhammad SAW beserta para sahabatnya, kemudian dibukukan menjadi satu kitab. Kebenarannya menunjukkan kesempurnaan isinya.

Keutamaan Al-Quran Dibanding Kitab Lain

Merupakan sebuah mukjizat tertinggi yang istimewa dan sulit tergantikan. Kitab mulia ini bahkan tidak akan sanggup ditandingi oleh teknologi apapun di masa yang akan datang. Tentunya tidak ada alasan bagi umat Islam untuk tidak membacanya. Diantara keistimewaan Al Quran dibanding kitab lain yang diturunkan sebelumnya ialah:

1. Al Quran memuat ringkasan dari ajaran-ajaran ketuhanan yang pernah dimuat kitab-kitab suci sebelumnya seperti Taurat, Zabur, Injil dan lain-lain. Juga ajaran-ajaran dari Tuhan yang berupa wasiat. Al Quran juga mengokohkan perihal kebenaran yang pernah terkandung dalam kitab-kitab suci terdahulu yang berhubungan dengan peribadatan kepada Allah Yang Maha Esa, beriman kepada para rasul, membenarkan adanya balasan pada hari akhir, keharusan menegakkan hak dan keadilan, berakhlak luhur serta berbudi mulia dan lain-lain.

Allah Taala berfirman, “Kami menurunkan kitab Al Quran kepadamu (Muhammad) dengan sebenarnya, untuk membenarkan dan menjaga kitab yang terdahulu sebelumnya. Maka dari itu, putuskanlah hukum di antara sesama mereka menurut apa yang diturunkan oleh Allah. Jangan engkau ikuti nafsu mereka yang membelokkan engkau dari kebenaran yang sudah datang padamu. Untuk masing-masing dari kamu semua Kami tetapkan aturan dan jalan.” (Q.S. Al-Maidah:48)

Jelas bahwa Allah swt. sudah menurunkan keistimewaan Al Quran kepada Nabi Muhammad saw. dengan disertai kebenaran mengenai apa saja yang terkandung di dalamnya, juga membenarkan isi kitab-kitab suci yang diturunkan oleh Allah Taala sebelum Al Quran sendiri yakni kitab-kitab Allah yang diberikan kepada para nabi sebelum Rasulullah saw. Bahkan sebagai pemeriksa, peneliti, penyelidik dari semuanya. Oleh sebab itu Al Quran dengan terus terang dan tanpa ragu-ragu menetapkan mana yang benar, tetapi juga menjelaskan mana yang merupakan pengubahan, pergantian, penyimpangan dan pertukaran dari yang murni dan asli.

Selanjutnya dalam ayat di atas disebutkan pula bahwa Allah Taala memerintahkan kepada nabi supaya dalam memutuskan segala persoalan yang timbul di antara seluruh umat manusia ini dengan menggunakan hukum dari Al Quran, baik orang-orang yang beragama Islam atau pun golongan ahlul kitab (kaum Nasrani dan Yahudi) dan jangan sampai mengikuti hawa nafsu mereka sendiri saja.

Dijelaskan pula bahwa keutamaan Al-Quran dibanding kitab lain, diberikan syariat dan jalan dalam hukum-hukum amaliah yang sesuai dengan persiapan serta kemampuan mereka.  Adapun yang berhubungan dengan persoalan akidah, ibadah, adab, sopan santun serta halal dan haram, juga yang ada hubungannya dengan sesuatu yang tidak akan berbeda karena perubahan masa dan tempat, maka semuanya dijadikan seragam dan hanya satu macam, sebagaimana yang tertera dalam agama-agama lain yang bersumber dari wahyu Allah swt.

Allah Taala berfirman, “Allah telah menetapkan agama untukmu semua yang telah diwasiatkan oleh-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepada Ibrahim, Musa dan Isa, (yang semua serupa saja) yakni hendaklah kamu semua menegakkan agama yang benar dan janganlah kamu sekalian berpecah-belah.” (Q.S. Asy-Syura:13)

Kemudian dihapus beberapa hukum yang berhubungan dengan amaliah yang dahulu dan diganti dengan syariat Islam yang merupakan syariat terakhir yang kekal serta sesuai untuk diterapkan dalam segala waktu dan tempat. Oleh sebab itu, maka akidah pun menjadi satu macam, sedangkan syariat berbeda disesuaikan dengan kondisi zaman tiap umat.

2. Keutamaan Al-Quran berupa kalam Allah untuk memberikan petunjuk dan bimbingan yang benar kepada umat manusia, inilah yang dikehendaki oleh Allah Taala supaya tetap sepanjang masa, kekal untuk selama-lamanya. Maka dari itu jagalah keistimewaan Al Quran agar tidak dikotori oleh tangan-tangan yang hendak mengotori kesuciannya, hendak mengubah kemurniannya, hendak mengganti isi yang sebenarnya atau pun hendak menyusupkan sesuatu dari luar atau mengurangi kelengkapannya.

Allah Taala berfirman, “Sesungguhnya Al Quran adalah kitab yang mulia. Tidak akan dihinggapi oleh kebatilan (kepalsuan), baik dari hadapan atau pun dari belakangnya. Itulah wahyu yang turun dari Tuhan yang Maha Bijaksana lagi Terpuji.” (Q.S. Fushshilat:41-42)

Allah Taala berfirman pula, “Sesungguhnya Kami (Allah) menurunkan peringatan (Al Quran) dan sesungguhnya Kami pasti melindunginya (dari kepalsuan).” (Q.S. Al-Hijr:9). Adapun tujuan menjaga dan melindungi Al Quran dari kebatilan, kepalsuan dan pengubahan tidak lain hanya agar supaya hujah Allah akan tetap tegak di hadapan seluruh manusia, sehingga Allah Taala dapat mewarisi bumi ini dan siapa yang ada di atas permukaannya.

3. Keutamaan Al-Quran yang dikehendaki oleh Allah Taala akan keabadiannya, tidak mungkin pada suatu hari nanti akan terjadi bahwa suatu ilmu pengetahuan akan mencapai titik hakikat yang bertentangan dengan hakikat yang tercantum di dalam ayat Al Quran. Sebabnya tidak lain karena Al Quran adalah firman Allah Taala, sedang keadaan yang terjadi di dalam alam semesta ini semuanya merupakan karya Allah Taala.

Dapat dipastikan bahwa keistimewaan Al Quran tidak mungkin bertentangan antara yang satu dengan yang lain. Bahkan yang dapat terjadi ialah bahwa yang satu akan membenarkan yang lain. Dari sudut inilah, maka kita menyaksikan sendiri betapa banyaknya kebenaran yang ditemukan oleh ilmu pengetahuan modern ternyata sesuai dan cocok dengan apa yang terkandung dalam Al Quran. Jadi apa yang ditemukan adalah memperkokoh dan merealisir kebenaran dari apa yang sudah difirmankan oleh Allah swt.

“Akan Kami perlihatkan kepada mereka kelak bukti-bukti kekuasaan Kami disegenap penjuru dunia ini dan bahkan pada diri mereka sendiri, sampai jelas kepada mereka bahwa Al Quran adalah benar. Belum cukupkah bahwa Tuhanmu Maha Menyaksikan segala sesuatu?” (Q.S. Fushshilat:53).

4. Senantiasa disampaikan kepada semua akal pikiran dan pendengaran, sehingga menjadi suatu kenyataan dan perbuatan. Kehendak semacam ini tidak mungkin berhasil, kecuali jika kalimat-kalimat itu sendiri benar-benar mudah diingat, dihafal serta dipahami. Oleh karena itu keistimewaan Al Quran sengaja diturunkan oleh Allah Taala dengan suatu gaya bahasa yang istimewa, mudah, tidak sukar bagi siapa pun untuk memahaminya dan tidak sukar pula mengamalkannya, asal disertai dengan keikhlasan hati dan kemauan yang kuat.

Allah Taala berfirman, “Sungguh Kami mudahkan pada Al Quran untuk diingat dan dipahami. Tetapi adakah orang yang mengambil pelajaran?” (Q.S. Al-Qamar:17). Di antara bukti kemudahan bahasa yang digunakan oleh Al Quran ialah banyak sekali orang-orang yang hafal di luar kepala, baik dari kaum lelaki, wanita, anak-anak, orang-orang tua, orang kaya atau miskin dan lain-lain sebagainya. Mereka mengulang-ulangi bacaannya di rumah atau mesjid. Tidak henti-hentinya suara orang-orang yang mencintai Al Quran berkumandang di seluruh penjuru bumi.

Keutamaan Al-Quran dibanding kitab lain, jelas tidak ada bandingannya dalam hal pengaruhnya terhadap hati atau kehebatan pimpinan dan cara memberikan petunjuknya, juga tidak dapat dicarikan persamaan dalam hal kandungan serta kemuliaan tujuannya. Tidak ada satu ilmu pun yang terlewatkan di Al Quran, bahkan mampu memaparkan sesuatu yang akan terjadi di masa depan.

Keajaiban Sedekah Sayyidina Ali dan Malaikat

Si Maniz 5:56:00 PM
Keajaiban sedekah Sayyidina Ali dan Malaikat, memiliki banyak harta tidak selamanya dapat membuat orang bahagia. Tak jarang, harta justru membuatnya tidak tenang dan resah. Karena itulah, sedekah yang Nabi SAW anjurkan sebetulnya, selain untuk mendapatkan pahala di sisi Allah SWT, juga untuk membuat manusia akan tenang dan tenteram. Kondisi sehat dan cinta terhadap harta, bisa menjadi penghambat seseorang untuk mengeluarkan sedekahnya. Padahal, menurut Nabi SAW justru pada saat−saat itulah, sedekah memiliki nilai yang utama di sisi Allah SWT.

Tiap insan hendaknya selalu memberi hal bermanfaat untuk dirinya dan orang lain. Sedekah walaupun kecil tetapi amat berharga di sisi Allah SWT. Orang yang bakhil dan kikir dengan tidak menyedekahkan sebagian hartanya akan merugi di dunia dan akhirat karena tidak ada keberkahan. Jadi, sejatinya orang yang bersedekah adalah untuk kepentingan dirinya. Sebab, menginfakkan (belanjakan) harta akan memperoleh berkah, dan sebaliknya menahannya adalah celaka.

Keajaiban Sedekah Sayyidina Ali dan Malaikat

Sedekah seyogyanya diberikan kepada orang yang betul-betul sedang mendambakan uluran tangan. Mengenai kriteria barang yang lebih utama disedekahkan, para fuqaha berpendapat, barang yang akan disedekahkan sebaiknya barang yang berkualitas baik dan disukai oleh pemiliknya. Berikut ini adalah,

Suatu hari setelah pulang dari rumah Nabi SAW, Ali melihat Fatimah sedang berdiri di teras rumah.

“Wahai isteriku, apakah ada makanan hari ini untuk suamimu?” tanya Ali.
“Demi Allah, aku tak memiliki apa-apa kecuali uang enam dirham, hasil upah memintal bulu-bulu domba milik Salman al-Farisi. Dan aku berencana ingin membelikan makanan untuk Hasan dan Husain.”

“Biar aku saja yang membelikannya. Berikan uangnya kepadaku!”
Fatimah pun memberikan uang tersebut.

Ali pun bergegas pergi membeli makanan untuk kedua anaknya. Di tengah jalan, ia ketemu dengan seorang laki-laki yang berkata, “Siapa yang mau meminjami Tuhan Yang Maha Pengasih dan Yang Selalu Menepati Janji.”

Ali pun memberikan uang enam dirham tersebut kepadanya. Kemudian pulang ke rumahnya dengan tangan kosong. Fatimah yang melihat Ali pulang dengan tangan hampa langsung menangis.
“Mengapa kamu menangis?”
“Kenapa kamu pulang tanpa membawa sesuatu? Ke mana uang yang enam dirham tadi?”
“Isteriku yang mulia, aku telah meminjamkannya kepada Allah.” Mendengar jawaban Ali, Fatimah berhenti menangis dan gembira. “Sungguh! Aku mendukung tindakanmu!”

Lalu Ali pun keluar rumah karena ingin bertemu Rasulullah SAW. Di tengah jalan, ia disapa seorang laki-laki, “Hai Abu Hasan, maukah kau beli untaku?”
“Aku tak punya uang,” kata Ali
“Bayarnya belakangan saja.”
“Berapa?”
“Seratus dirham.”
“Baik. Kalau begitu aku beli.”
Setelah diberikan untanya kepada Ali, dan Ali pun ingin kembali pulang untuk meletakkan untanya di sekitar rumahnya. Di tengah perjalanan, ia disapa seorang laki-laki.
“Hai Abu Hasan, apakah unta tersebut akan kau jual?”
“Ya.”
“Berapa?”
“Tiga ratus dirham.”
“Ya, aku beli.”
Lalu orang tersebut membayarnya dengan kontan 300 dirham dan mengambil unta tersebut.

Ali pun bergegas pulang ke rumahnya. Fatima tersenyum melihat wajah Ali yang sumringah.
“Kelihatan begitu gembira, apa yang terjadi, suamiku?”
“Isteriku yang mulia, kubeli unta dengan bayar tempo seharga 100 dirham. Lalu kujual lagi 300 dirham dengan kontan.”
“Aku setuju.”

Setelah berdialog di rumahnya, Ali pamit kepada Fatimah mau menemui Rasulullah SAW di mesjid. Ketika masuk masjid, Nabi SAW tersenyum melihatnya.
“Hai Abu Hasan! Akan kau yang lebih dahulu cerita ataukah aku terlebih dahulu?”
“Anda saja yang cerita, ya Rasul,” jawab Ali.

“Tahukah kamu siapa yang menjual unta kepadamu dan siapa yang membelinya kembali?”
“Tidak. Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu.”
“Berbahagialah Ali. Kamu telah meminjamkan enam dirham kepada Allah. Dan Allah memberimu 300 dirham. Tiap satu dirham mendapat ganti 50 dirham. Yang pertama datang kepadamu adalah Malaikat Jibril dan yang terakhir datang adalah Malaikat Mikail.”

Kisah sedekah Ali bin Abi Thalib diatas bisa dibaca di dalam kitab al-Ushfuuriyyah. Diriwayatkan dari Ja’far bin Muhammad yang mendapat cerita dari ayahnya yang mendengar dari kakeknya mengenai perilaku Ali.

Keistimewaan Bekerja Menurut Agama Islam

Si Maniz 6:37:00 PM
Keistimewaan bekerja menurut agama Islam, bekerja bukanlah sebatas kegiatan rutinitas untuk memenuhi nafkah diri dan keluarga, melainkan merupakan sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah (taqarrub). Ibadah yang disyariatkan, seperti zakat, infak, sedekah, wakaf, haji, dan umrah identik dengan biaya atau ongkos. Dengan kata lain, semua jenis ibadah itu tak dapat ditunaikan dengan baik dan sempurna, kecuali dengan adanya biaya atau harta.

Bekerja maupun berbisnis adalah ibadah. Bahkan dalam volume tertentu, ibadah shalat dan puasa pun memerlukan biaya atau ongkos. Fasilitas shalat seperti masjid, mushala, sajadah, pakaian dan seumpamanya membutuhkan biaya. Begitupun hidangan untuk makan sahur dan berbuka puasa yang juga memerlukan biaya. Dan, biaya atau harta tersebut dapat diperoleh, utamanya dengan bekerja.

Sebuah kaidah fikih yang menyatakan, "Suatu kewajiban tidak bisa dilaksanakan, melainkan dengan suatu jalan, maka jalan itu hukumnya wajib. "Agar memperoleh keutamaan tersebut, setiap pekerja mukmin wajib memperhatikan dan mengamalkan prinsip dan etika bekerja dalam Islam. Mulai dari niat misalnya, bekerja hendaklah diniatkan sebagai sarana ibadah kepada Allah SWT, disertai kepribadian yang jujur, amanah, dan sabar dalam bekerja.

Keistimewaan Bekerja Menurut Agama Islam
Bekerja, apa pun jenis pekerjaan dan profesinya, selama dikerjakan dengan baik dan tidak melanggar prinsip syariat agama, itu dipandang mulia. Lihatlah potret kehidupan para Nabi dan Rasul, mereka juga bekerja dan tidak pernah memandang hina atau gengsi suatu pekerjaan. Oleh sebab itu, bekerja untuk mendapatkan harta dalam rangka ibadah kepada Allah hukumnya wajib (QS at-Taubah:105).

Sebuah riwayat dari Ibn Abbas menceritakan, "Nabi Daud bekerja sebagai tukang besi, Adam sebagai petani, Nuh sebagai tukang kayu, Idris sebagai tukang jahit, dan Musa sebagai penggembala kambing." (HR Hakim). Sebelum diangkat menjadi Nabi dan Rasul, Rasulullah SAW pernah bekerja sebagai buruh. Beliau pernah menggembala kambing milik penduduk Makkah dan pernah bekerja menjalankan perniagaan milik Khadijah.

Keistimewaan bekerja menurut agama Islam diantaranya Nabi SAW bersabda, "Tidaklah Allah mengutus seorang Nabi, melainkan dia menggembala kambing." Mereka (para sahabat) bertanya, "Dan engkau juga wahai Rasulullah?" Beliau menjawab, "Ya aku menggembala kambing milik penduduk Makkah dengan upah beberapa qirath." (HR Bukhari).

Bekerja yang dilakukan ikhlas semata-mata ibadah kepada Allah akan mendapat ampunan (magfirah). Bahkan, ada dosa yang tidak dapat diampuni dengan hanya ibadah shalat, puasa, zakat, haji, dan umrah. Kecuali, dengan semangat bekerja untuk mencari rezeki (HR Ibn `Asakir).

Keistimewaan bekerja menurut agama Islam salah satunya adalah Allah SWT mencintai seorang mukmin yang giat bekerja (HR Thabrani). Mukmin yang bekerja untuk memberi makan dan memenuhi nafkah keluarganya karena semata-mata ibadah kepada Allah maka akan dijaga dari sentuhan api neraka. Sebagaimana kisah sahabat, Sa'ad bin Muadz al-Anshari, yang sering kita dengar. Ketika Rasulullah SAW mengambil tangan Sa'ad dan menciumnya seraya berkata, "Inilah tangan yang tidak akan pernah disentuh oleh api neraka." (HR Thabrani).

Agama Islam juga tak menganggap wanita hanya sebagai pengangguran, atau harus di rumah saja, seperti yang dituduhkan sejumlah kalangan. "Sebaik-baik canda seorang Muslimah di rumahnya adalah bertenun," demikian sabda Nabi Muhammad SAW yang menekankan agar wanita juga harus tekun berkarya.

Untuk memperoleh keistimewaan bekerja menurut agama Islam hendaknya dilakukan dengan sungguh-sungguh, dan profesional. Seorang pekerja Muslim harus bersungguh- sungguh, tekun, disiplin, dan kompak. Memiliki kompetensi atau keahlian di bidangnya, sekaligus bertanggung jawab dalam mengeksekusi pekerjaan-pekerjaan yang menjadi tugasnya dengan baik. (HR Baihaqy dari `Aisyah).

Selain itu, jenis pekerjaan atau usaha yang ditekuni harus halal dan baik (halalan thayyiba). Terhindar dari unsur syubhat (samar dan meragukan kehalalan dan keharamannya). Maknanya, pekerjaan yang diridhai Allah, sesuai atau tidak bertentangan dengan prinsip syariah.

Termasuk, dalam adab kerja ini adalah tidak menghalangi dan melalaikan ibadah kepada Allah. Terutama ibadah wajib, seperti shalat lima waktu, puasa, zakat, ataupun ibadah haji. Nabi SAW pun berpesan bagi mereka yang bekerja, termasuk kaum wanitanya. "Sesungguhnya Allah SWT mencintai orang yang melakukan satu pekerjaan dengan sungguh-sungguh dan profesional (al-itqan)." (HR al Baihaqi, Abu Ya'la, Ibn Asakir)

Alasan Mengapa Umat Islam Harus Menyayangi Kucing

Si Maniz 1:18:00 AM
Alasan mengapa umat Islam harus menyayangi kucing. Memelihara binatang peliharaan bagus untuk kesehatan fisik dan mental. Begitulah pendapat para psikolog di dunia. Dengan ditemani hewan peliharaan, biasanya orang akan merasa lebih rileks, tenang, dan bahagia, bahkan dibanding dengan ditemani pasangannya sendiri. Ada banyak binatang peliharaan yang bisa dipelihara, salah satunya kucing.

Alasan Mengapa Umat Islam Harus Menyayangi Kucing


Pada abad ke-13, sebagai manifestasi penghargaan masyarakat Islam, rupa kucing dijadikan sebagai ukiran cincin para Khalifah, termasuk porselen, patung hingga mata uang. Bahkan di dunia sastra, para penyair tak ragu untuk membuat syair bagi kucing peliharaannya yang telah berjasa melindungi buku-buku mereka dari gigitan tikus dan serangga lainnya. Berikut ini beberapa alasan mengapa umat Islam harus menyayangi kucing:

1. Meneladani Nabi Muhamammad Pecinta Kucing
Nabi Muhammad memiliki seekor kucing yang diberi nama Mueeza. Suatu saat, di kala Nabi hendak mengambil jubahnya, ditemuinya Mueeza sedang terlelap tidur dengan santai diatas jubahnya. Tak ingin mengganggu hewan kesayangannya itu, Nabi pun memotong belahan lengan yang ditiduri Mueeza dari jubahnya.

Ketika Nabi kembali ke rumah, Muezza terbangun dan merunduk sujud kepada majikannya. Sebagai balasan, Nabi menyatakan kasih sayangnya dengan mengelus lembut ke badan mungil kucing itu sebanyak 3 kali.

Dalam aktivitas lain, setiap kali Nabi menerima tamu di rumahnya, nabi selalu menggendong mueeza dan di taruh dipahanya. Salah satu sifat Mueeza yang Nabi sukai ialah ia selalu mengeong ketika mendengar adzan, dan seolah-olah suaranya terdengar seperti mengikuti lantunan suara adzan.

Tak hanya Rasulullah SAW, istri nabi sendiri, Aisyah binti Abu Bakar pun amat menyukai kucing, dan merasa amat kehilangan dikala ditinggal pergi oleh si kucing.

2. Neraka Balasannya Bagi Penyiksa Kucing
Hukuman bagi mereka yang menyakiti hewan lucu ini sangatlah serius, dalam sebuah hadist shahih Al Bukhari, dikisahkan tentang seorang wanita yang tidak pernah memberi makan kucingnya, dan tidak pula melepas kucingnya untuk mencari makan sendiri, Nabi Muhammad SAW pun menjelaskan bahwa hukuman bagi wanita ini adalah siksa neraka.

Dari Ibnu Umar RA bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Seorang wanita dimasukkan kedalam neraka karena seekor kucing yang dia ikat dan tidak diberikan makan bahkan tidak diperkenankan makan binatang-binatang kecil yang ada di lantai” (HR. Bukhari). Inilah diantara alasan mengapa umat Islam harus menyayangi kucing.

3. Fisik Kucing Tidak Najis
Pada kulit kucing terdapat otot yang berfungsi untuk menolak telur bakteri. Otot kucing itu juga dapat menyesuaikan dengan sentuhan otot manusia. Nabi menekankan di beberapa hadits bahwa kucing itu tidak najis. Bahkan diperbolehkan untuk berwudhu menggunakan air bekas minum kucing karena dianggap suci.

Permukaan lidah kucing tertutupi oleh berbagai benjolan kecil yang runcing, benjolan ini bengkok mengerucut seperti kikir atau gergaji. Bentuk ini sangat berguna untuk membersihkan kulit. Ketika kucing minum, tidak ada setetes pun cairan yang jatuh dari lidahnya. Sedangkan lidah kucing sendiri merupakan alat pembersih yang paling canggih, permukaannya yang kasar bisa membuang bulu-bulu mati dan membersihkan bulu-bulu yang tersisa di badannya.

4. Banyak Bukti Ilmiah Tentang Kucing
Telah dilakukan berbagai penelitian terhadap kucing dan berbagai perbedaan usia, perbedaan posisi kulit, punggung, bagian dalam telapak kaki, pelindung mulut, dan ekor. Pada bagian-bagian tersebut dilakukan pengambilan sample dengan usapan. Di samping itu, dilakukan juga penanaman kuman pada bagian-bagian khusus. Terus diambil juga cairan khusus yang ada pada dinding dalam mulut dan lidahnya. Hasil yang didapatkan
-Hasil yang diambil dari kulit luar tenyata negatif berkuman, meskipun dilakukan berulang-ulang.
-Perbandingan yang ditanamkan kuman memberikan hasil negatif sekitar 80% jika dilihat dari cairan yang diambil dari dinding mulut.
-Cairan yang diambil dari permukaan lidah juga memberikan hasil negatif berkuman.
-Sekalinya ada kuman yang ditemukan saat proses penelitian, kuman itu masuk kelompok kuman yang dianggap sebagai kuman biasa yang berkembang pada tubuh manusia dalam jumlah yang terbatas seperti, enterobacter, streptococcus, dan taphylococcus. Jumlahnya kurang dan 50 ribu pertumbuhan.
-Tidak ditemukan kelompok kuman yang beragam.
-Berbagai sumber yang dapat dipercaya dan hasil penelitian laboratorium menyimpulkan bahwa kucing tidak memiliki kuman dan mikroba. Liurnya bersih dan membersihkan.

Komentar Para Dokter Peneliti
-Menurut Dr. George Maqshud, ketua laboratorium di Rumah Sakit Hewan Baitharah, jarang sekali ditemukan adanya kuman pada lidah kucing.
-Jika kuman itu ada, maka kucing itu akan sakit.
-Dr. Gen Gustafsirl menemukan bahwa kuman yang paling banyak terdapat pada anjing,
-Manusia 1/4 anjing, kucing 1/2 manusia.
-Dokter hewan di rumah sakit hewan Damaskus, Sa’id Rafah menegaskan bahwa kucing memiliki perangkat pembersih yang bemama lysozyme.
-Kucing tidak suka air karena air merupakan tempat yang sangat subur untuk pertumbuhan bakteri, terlebih pada genangan air (lumpur, genangan hujan, dll)
-Kucing juga sangat menjaga kestabilan kehangatan tubuhnya. Ia tidak banyak berjemur dan tidak dekat-dekat dengan air.
-Tujuannya agar bakteri tidak berpindah kepadanya. Inilah yang menjadi faktor tidak adanya kuman pada tubuh kucing.

Dan hasil penelitian kedokteran dan percobaan yang telah di lakukan di laboratorium hewan, ditemukan bahwa badan kucing bersih secara keseluruhan. Ia lebih bersih daripada manusia.

5. Dengkuran Kucing Sebagai Penurun Stres Bagi Manusia
Alasan selanjutnya mengapa umat Islam harus menyayangi kucing adalah di zaman dahulu kucing dipakai untuk terapi. Dengkuran kucing yang 50Hz baik buat kesehatan selain itu mengelus kucing juga bisa menurunkan tingkat stress.

6. Sisa Makanan Kucing Hukumnya Suci
Hadist Kabsyah binti Ka’b bin Malik menceritakan bahwa Abu Qatadah, mertua Kabsyah, masuk ke rumahnya lalu ia menuangkan air untuk wudhu. Pada saat itu, datang seekor kucing yang ingin minum. Lantas ia menuangkan air di bejana sampai kucing itu minum.

Kabsyah berkata, “Perhatikanlah.” Abu Qatadah berkata, “Apakah kamu heran?” Ia menjawab, “Ya.” Lalu, Abu Qatadah berkata bahwa Nabi SAW prnh bersabda, “Kucing itu tidak najis. Ia binatang yang suka berkeliling di rumah (binatang rumahan),” (H.R At-Tirmidzi, An-Nasa’i, Abu Dawud, dan Ibnu Majah).

Diriwayatkan dan Ali bin Al-Hasan, dan Anas yang menceritakan bahwa Nabi Saw pergi ke Bathhan suatu daerah di Madinah. Lalu, beliau berkata, “Ya Anas, tuangkan air wudhu untukku ke dalam bejana.” Lalu, Anas menuangkan air. Ketika sudah selesai, Nabi menuju bejana. Namun, seekor kucing datang dan menjilati bejana. Melihat itu, Nabi berhenti sampai kucing tersebut berhenti minum lalu berwudhu.

Nabi ditanya mengenai kejadian tersebut, beliau menjawab, “Ya Anas, kucing termasuk perhiasan rumah tangga, ia tidak dikotori sesuatu, bahkan tidak ada najis.”

Diriwayatkan dari Dawud bin Shalih At-Tammar dan ibunya yang menerangkan bahwa budaknya memberikan Aisyah semangkuk bubur. Namun, ketika ia sampai di rumah Aisyah, tenyata Aisyah sedang shalat. Lalu, ia memberikan isyarat untuk menaruhnya. Sayangnya, setelah Aisyah menyelesaikan shalat, ia lupa ada bubur.

Datanglah seekor kucing, lalu memakan sedikit bubur tersebut. Ketika ia melihat bubur tersebut dimakan kucing, Aisyah lalu membersihkan bagian yang disentuh kucing, dan Aisyah memakannya.

Rasulullah SAW bersabda, “Ia tidak najis. Ia binatang yang berkeliling.” Aisyah pernah melihat Rasulullah Saw berwudhu dari sisa jilatan kucing.” (H.R Al Baihaqi, Abd Al-Razzaq, dan Al-Daruquthni). Hadits ini diriwayatkan Malik, Ahmad, dan imam hadits yang lain. Oleh karena itu, kucing adalah binatang, yang badan, keringat, bekas dari sisa makanannya adalah suci, Liurnya bersih dan membersihkan, serta hidupnya lebih bersih daripada manusia.

7. Abu Hurairah (Bapak Kucing Kecil)
Seorang sahabat yang juga ahli hadist yang terpopuler dan terbanyak hafalan haditsnya. Beliau adalah Abdurrahman bin Sakhr Al Azdi diberi julukan Abu Hurairah (bapak para kucing kecil), karena kegemarannya dalam merawat dan memelihara berbagai kucing jantan dirumahnya. Kepada para sahabatnya, Nabi berpesan untuk menyayangi kucing peliharaan, layaknya menyayangi keluarga sendiri.

Demikianlah alasan mengapa umat Islam harus menyayangi kucing.
Kiat Mudah Menghafal Al-Quran Sejak Bayi

Kiat Mudah Menghafal Al-Quran Sejak Bayi

Si Maniz 1:18:00 AM
Kiat Mudah Menghafal Al-Quran Sejak Bayi. Sesungguhnya pendidikan paling baik adalah memberikan pemahaman tentang Agama kepada anak sejak dini (kecil), dengan metode menghafal Al-Quran akan memberikan banyak manfaat, dimana mengajarkan sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah suatu perkaran yang agung. Bukan menautkan dengan tokoh-tokoh yang tidak pantas jadi teladan, seperti: Artis, aktor, atlet, penyanyi dan lain sebagainya.

Memberikan pendidikan Agama Islam kepada anak sejak dini atau saat mereka masih kecil, menghafal Al-Quran dan mengajarkan sunnah seperti apa yang telah dicontohkan untuk panutan kita yakni Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, karena cara ini adalah bentuk pembelajaran untuk menjadikan generasi yang unggul baik dalah segi dunia ataupun untuk bekal akhirat kelak.

Kiat Mudah Menghafal Al-Quran Sejak Bayi

Waktu terbaik menghafal Al-Qur’an adalah setelah shalat Subuh atau fajar ketika pikiran segar. Di waktu fajar, segala sesuatu terasa lebih mudah untuk memasuki pikiran Anda. Ketenangan fajar. Ustadz-ustadz saya (semoga Allah memberi mereka kebaikan) terus menyarankan kita untuk menjadi produktif di pagi hari, seperti yang digambarkan oleh Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam dalam hadits “Ya Allah, berkatilah umatku di pagi hari.” (H.R. Abu Dawud, al- Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Pada saat banyak orang menyia-nyiakan pendidikan anak mereka atau anak yang berada di bawah perwaliannya. Mereka juga disibukkan dengan banyak perkara yang tidak bermanfaat dalam hal ini adalah untuk urusan akhirat, bahkan bisa membahayakan mereka. Di bawah ini adalah beberapa cara yang bisa digunakan untuk mengajarkan anak menjadi orang yang mencintai al Quran serta mau menghafalnya.

1. BAYI (0-2 TAHUN)
-Bacakan Al Qur’an dari surat Al fatihah
-Tiap hari 4 kali waktu (pagi, siang, sore, malam)
-Tiap 1 waktu satu surat diulang 3 x
-Setelah hari ke-5 ganti surat An Naas dengan cara yang sama
-Tiap 1 waktu surat yg lain-lain diulang 1 x 2

2. DIATAS 2 TAHUN
-Metode sama dengan teknik pengajaran yang sama pada bayi sebelumnya. Namun jika kemampuan mengucapkan kurang, maka tambah waktu menghafalnya, dari 5 hari menjadi 7 hari
-Sering didengarkan murattal qur’an

3. DIATAS 4 TAHUN
-Mulai atur konsentrasi dan waktu untuk menghafal serius
-Ajari muraja’ah/mengulang-ulang sendiri
-Ajari menghafal sendiri
-Selalu dimotivasi supaya semangat selalu terjaga
-Waktu menghafal 3-4 kali perhari

Tiga cara diatas adalah metode sederhana yang cukup ampuh dalam membimbing seorang anak untuk bisa menghafal Al-qur’an, semoga kita sebagai orangtua atau wali yang bertanggung jawab, bisa sama-sama mencoba menerapkan atau mempraktekkannya kepada anak, adik, saudara atau orang lain sekalipun yang memiliki tekat sungguh-sungguh dalam mempelajari Al-qur’an.

Ada sebuah doa yang bagus, dan sekiranya perlu kita lantunkan setiap kali memulai atau sesudah mengajarkan Al-qur’an pada anak, berikut doanya, "Allaahummaj’alna fii ahli Qur’an , Allaahumma baarik fi auladina wa dzurriiyatina bil Qur’an, Allaahummarzuqna istiqomah fi tilawatil wa hifzil Qur’an..Aamiin Allaahumma Aamiin

”Yaa Allah, jadikan kami sebagai ahlulQur’an, Yaa Allah, berkahilah anak & keturunan kami dengan Qur’an, Yaa Allah, berikanlah kami keistiqomahan dlm membaca & menghafal Al-Qur’an… Yaa Allah, kabulkanlah doa dan permohonan kami.”
Pesona Hijab Style Wanita Muslimah

Pesona Hijab Style Wanita Muslimah

Si Maniz 11:00:00 PM
Pesona hijab style wanita Muslimah adalah hal yang sudah berlangsung cukup lama. Begitu banyak kajian yang telah dilakukan berkaitan dengan hal ini. Dan sudah barang tentu terdapat dua kubu yang saling bertentangan seperti umumnya yang sering terjadi dalam menyikapi sebuah fenomena. Satu kubu yang pro menganggap hijab sebagai suatu kewajiban bagi seorang Muslimah seperti yang telah diperintahkan Allah Subhanahu Wata’ala di dalam Al-Qur’an. Di sisi lain, kelompok kontra menganggap hijab sebagai bagian dari trend atau fashion semata. Bahkan, ada juga yang beranggapan hijab dapat mengurangi profesionalitas seorang wanita dalam kariernya.

Budaya hijab terus berupaya meng-counter perkembangan zaman yang telah banyak mempengaruhi perubahan mendasar pada diri manusia, salah satu contoh yang mudah diamati adalah cara berbusana terutama pada kaum hawa. Sungguh memprihatinkan perubahan style busana pada wanita akhir – akhir ini, dimana busana bukan untuk menutup tubuh indahnya melainkan semakin mempertontonkan aurat yang harusnya terjaga. Hal ini juga yang mempengaruhi peningkatan tindak kriminal pada wanita sebagaimana berita yang sering kita lihat dan dengar di media masa. Maraknya perselingkuhan / gonta – ganti pasangan, pemerkosaan dibawah umur, aksi mesum remaja hingga oknum pejabat menjadi berita yang tiada putusnya sampai detik ini.

Pesona Hijab Style Wanita Muslimah

Dalam Islam, Allah Subhanahu Wata’ala telah mengatur busana kaum hawa melalui beberapa firman-Nya di dalam Al Qur’an, hal ini tentu mempunyai tujuan dan manfaat yang besar bagi kaum perempuan itu sendiri, bagi kaum pria di sekelilingnya dan tentunya bagi perkembangan generasi suatu bangsa. Karenanya, alangkah baik dan indahhya bila kesadaran diri memakai hijab tersebut lahir tanpa paksaan atau instruksi dari pihak manapun, karena para wanita dengan sendirinya benar-benar mengerti alasan yang hakiki mengapa dirinya harus memakai hijab. Berhijab bukan hanya karena ingin mengikuti trend yang sedang laris digandrungi atau pengaruh teman atau karena adanya kebijakan dari atasan. Namun, mereka berhijab karena tuntunan Islam yang senantiasa menjadi rahmat bagi seluruh alam.

Demikian banyaknya ayat-ayat Allah yang memerintahkan kaum wanita untuk berbusana menutupi auratnya, semua bertujuan demi menjaga dan melindungi wanita dari kenistaan sebagaimana yang terjadi di era liberal seperti sekarang ini. Selain itu, aturan berhijab merupakan bukti bahwa Islam sangat melarang adanya eksploitasi keindahan tubuh yang telah Allah anugerahkan pada diri setiap wanita. Berikut beberapa ayat-ayat Allah yang mengharuskan seorang wanita untuk berhijab.

Ayat Pertama: “Dan janganlah mereka menampakkan perhiasan mereka kecuali yang (biasa) nampak dari mereka.” (QS. An Nur: 31).

Ayat tersebut menjelaskan bahwa pada diri setiap wanita adalah perhiasan yang tidak boleh diumbar kecuali kepada mahramnya. Menurut Ibnu Mas’ud tentang perhiasan yang (biasa) nampak dari wanita: “(yaitu) pakaian” (Riwayat Ibnu Jarir). Artinya, yang boleh nampak dari wanita hanyalah pakaian, karena memang itu tidak mungkin disembunyikan.

Perintah ini nampak bertolak belakang dengan modernisasi zaman yang justru mengeksploitasi segala yang ada pada seorang wanita. Saat ini, wanita menjadi objek bisnis yang menggiurkan karena keindahan tubuhnya. Mulai dari model yang dijual keindahan lekuk tubuhnya, sampai pada tingkat pemuas nafsu pria hidung belang yang bergentayangan bagaikan buaya kelaparan.

Padahal semestinya keindahan tubuh seorang wanita hanya boleh dinikmati oleh suaminya yang telah sah menjadi imam dalam hidup di dunia ini.

Pertanyaannya, mengapa banyak wanita yang gemar memamerkan perhiasan tubuhnya kepada orang lain meskipun dirinya telah bersuami? Tidakkah dirinya takut dengan azab Illahi yang banyak menimpa kaum hawa?

Ayat selanjutnya;  “Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dada (dan leher) mereka.” (QS. An Nur: 31)

Berdasarkan ayat ini wanita wajib menutupi dada dan lehernya karena merupakan aurat seorang wanita. Allah sungguh lebih tahu umatnya. Bukankah telah banyak bukti yang menunjukkan bahwa perilaku pelecehan seksual pada wanita sering dipicu oleh “pertunjukan” dada oleh wanita – wanita pengumbar aurat.

Ayat yang lain; “Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mu’min: “Hendaklah mereka mengulurkan hijabnya ke tubuh mereka.” Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Ahzab: 59). Inilah perintah yang menjadi identitas seorang Muslimah untuk selalu mengenakan hijab di manapun dirinya berada.

Sebagaimana diriwayatkan bahwa Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhu berkata: “Allah memerintahkan kepada istri-istri kaum mukminin, jika mereka keluar rumah karena suatu keperluan, hendaklah mereka menutupi wajah mereka dengan hijab (pakaian semacam mukena) dari kepala mereka. Mereka dapat menampakkan satu mata saja.”

Dari ayat-ayat perintah berhijab tersebut, tersirat sebuah tujuan mulia yakni menjaga martabat seorang wanita dari laki-laki asing (bukan mahramnya). Wanita yang baik akan menggunakan hijab untuk menjaga diri ketika bersosialisai dengan siapapun dan di manapun, kecuali kepada kerabat keluarganya. Dengan menjaga hijab, kehidupan seorang wanita akan jauh dari fitnah terlebih-lebih gosip di jaman seperti ini.

Dan masih banyak ayat-ayat Allah maupun hadits Rasulullah yang mengharuskan hijab bagi seorang Muslimah jika dirinya ingin benar-benar mendekatkan diri kepada Allah dan Rasul-Nya.

Hijab menjadi simbol bagi wanita yang terjaga, maka tidak dibenarkan bagi mereka yang berhijab sementara perilakunya tidak terjaga dari perbuatan zina. Hijab juga merupakan pelindung seorang wanita baik di dunia maupun di akhirat kelak, maka segeralah kaum hawa di atas bumi Allah ini mengenakan hijab agar dirinya selamat.

Sungguh mulia para wanita yang hingga detik ini masih dengan bangga menutup aurat dengan cara berhijab dan tetap istiqomah memakainya dalam keadaan apapun. Inilah bentuk perhatian Allah dengan menjaga para wanita penjaga hijab yang insya Allah akan selalu ditinggikan harkat dan martabatnya baik selama hidup di dunia maupun kelak di akhirat.
5 Rukun Islam dan Penjelasannya

5 Rukun Islam dan Penjelasannya

Si Maniz 5:17:00 AM
5 rukun Islam dan penjelasannya. Agama Islam adalah sebagaimana bangunan, sedangkan tiang-tiang bangunannya tidak dapat tegak kokoh, kecuali dengan kelimanya. Jika sebagian pelengkap ini tidak ada, maka bangunan itu kurang (sempurna), namun masih tegak, tidak roboh dengan kurangnya hal itu. Untuk membuat sebuah bangunan dibutuhkan kelimanya yang satu sama lain saling terkait dan memberikan kontribusi terhadap penganutnya.

Pondasi 5 rukun Islam dalam agama Allah Swt, merupakan bagian paling dasar. Ibarat struktur bangunan, pondasi berfungsi untuk memikul beban bangunan yang ada diatasnya. Untuk menghasilkan bangunan yang kokoh, pondasi juga harus dipahami dan dikerjakan sesuai tuntunan Al-Quran. Sungguh, tidak ada amal ibadah yang sia-sia, amal ibadah adalah sebuah proses atau alat untuk menjemput rahmat Allah SWT.

Allah SWT merupakan tujuan tertinggi dan paling hakiki dalam kehidupan manusia di dunia. Karena itu, apa pun yang dilakukan haruslah berujung kepada tujuan tersebut. Salah satu caranya, yaitu dengan memahami Rukun Islam. Pemahaman tersebut tentunya harus diikuti dengan menjalankan perintah dan meninggalkan larangan-larangan Allah Ta'ala.

5 Rukun Islam dan Penjelasannya

Sistem ajaran apapun termasuk agama, tidak akan berfaedah dan membawa perbaikan hidup jika tidak dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan dalam salah satu ayat Al Quran sangat jelas Allah SWT memperingatkan betapa besar dosanya mereka yang mengatakan sesuatu (termasuk mengatakan menganut sistem ajaran tertentu) namun tidak melaksanakannya (QS As Shaff: 3). Berikut ini adalah 5 rukun Islam dan penjelasannya:

1. Syahadat
Rukun Islam yg pertama kali harus/wajib dilakukan bagi seseorang yg akan masuk agama Islam adalah mengucapkan 2 kalimat Syahadat yg mempunyai pengertian “ Meyakinkan tidak ada Tuhan yg selain di sembah didunia ini kecuali Alloh Ta'ala dan Sesungguhnya Nabi Muhammad Saw utusan Allah Swt.

Seorang muslim hanya mempercayai Allah sebagai satu-satunya Tuhan dan tidak ada tuhan yang patut disembah melainkan Allah SWT. Allah adalah tuhan dalam arti keagamaan dan menjadikan motivasi dan tempat tujuan hidup seseorang, hanya kepada Tuhan (Allah) kita meminta dan meminta pertolongan. Dengan mengikrarkan kalimat syahadat yang pertama, maka artinya telah memantapkan diri untuk menjadikan Allah SWT sebagai tujuan, motivasi dan jalan hidup.

Dengan mengikrarkan kalimat syahadat yang kedua maka telah menetapkan keyakinan dalam hati dan jiwa bahwa seluruh ajaran Allah dan agama islam disampaikan melalui Nabi Muhammad SAW. Dengan meyakini apa yang disampaikan dari Al-Qur’an dan hadits-hadits maka sudah cukuplah akan keyakinannya tentang Allah dan Rasulnya.

2. Shalat
Rukun Islam ke Dua yang harus kita lakukan adalah mendirikan / menunaikan / melaksanakan Shalat, adapun jenis Shalat yg harus / wajib dilakukan oleh seorang muslim adalah 5 Shalat Wajib yang antara lain Shalat Subuh, Shalat Dhuhur, Shalat Asyar, Shalat Maghrib dan Shalat Isya. Kelima Shalat Wajib tersebut harus dilaksanakan dan didirikan oleh semua seorang Muslim maupun Muslimah karena Shalat merupakan ibadah badan nyata yg paling unggul

Nabi Muhammad Saw bersabda bahwa “Sesungguhnya ammal hamba yang pertamma kali akan dihisab padda hari kiammat adalah shallatnya. Jika shalatnya baik maka dia akan memperoleh keselamatan dan keberuntungan. Jika sholatnya rusak maka dia akan merugi dan menyesal. Kalau ada yang kurang darri shala wajibnya, Allah Swt mengatakan “lihatlah apakah pada hamba tersebut mempunyai amalan shalat sunnah?’ Maka shalat sunnah tersebut akan bisa menyempurnakan shalat wajibnya yang kurang. Begitu pun juga amalan lainnya seperti itu.” Dalam riwayat lainnya, “Kemudian zakat akan (diperhitungkan) seperti itu. Kemudian amalann lainnya akan dihissab seperti itu pula” (HR Abu Daud).

3. Zakat
Rukun Islam yang ke tiga yg harus dilakukan adlah membayar Zakat dan adapun dari ibnu Umar Radhiyallahu anhuma, ia mengatakan bahwa Nabi Muhammad Saw bersabda, “Islam didirikan diatas 5 dasar yaitu bersaksi bahwasanya tidak ada tuhan yg berhak di ibadahi (disembah) dg benar selain Allah dan Muhammad adlh utusan Allah, Mendirikan / Melaksanakan Shalat, Mengeluarkan / Membayar Zakat, Berhaji ke Baitulloh dan Berpuasa pd bulan Ramadhan.”

Adapun dalam Agama Islam memajibkan kita sebagai muslim dlm membayar zakat kpd orang2 yg berhak menerima zakat (Mustahiq) dan mustahiq zakat sendiri itu ada delapan kriteria orang yg antara lain

a. Orang Fakir yaitu orang yg tdk mempunyai harga dan juga pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari.

b. Orang Miskin yaitu yg mempunyai harta & Pekerjaan tetapi tidak menutupi kebutuhannya sehari – hari.

c. Amil yaitu orang yg bertugas untuk mengurus, menulis dan membagikan zakat pd orang2 Mustahiq

d. Muallaf yaitu orang yg baru masuk islam

e. Riqob yaitu hamba sahaya atau budak beli’an

f. Ghorim yaitu orang2 yg terbelit hutang baik yg tidak mampu untuk membayarkannya

g. Sabilillah yaitu orang yg berjuang dlm berjihad dijalan Allah S.W.T

h. Ibnu Sabil yaitu orang yg bepergian jauh yg perbekalannya tidak cukup sampai ketempat tujuan

4. Puasa
Berpuasa di bulan Ramadhan merupakan rukun islam yg keempat, memang Berpuasa sendiri bisa dilakukan di hari lainnya seperti Puasa di hari senin dan kamis dll. Tetapi yg dimaksud didlm Rukun Islam ke empat ini adlah diwajibkan untuk berpuasa di bulan Ramadhan, pada bulan Syaban tahun kedua sesudah Nabi Muhammad Saw melakukan hijrah.

5. Haji bagi yang mampu

Kemudian Rukun Islam yang terakhir atau kelima adalah menunaikan haji bila mampu ke Makkah (Arab Saudi). Pengertian ibadah haji sendiri adlh bentuk ritual setiap tahun yg dilaksanakan kamus Muslim / Muslimah sedunia yg mampu baik material, fisik maupun ilmu dg berkunjung & melaksanakan beberapa kegiatan haji di beberapa tempat di Arab Saudi pada waktu musim haji (Bulan Dzulhijah).
6 Rukun Iman dan Penjelasannya

6 Rukun Iman dan Penjelasannya

Si Maniz 5:17:00 AM
6 Rukun Iman dan Penjelasannya, Keimanan dibuktikan dalam bentuk bukan hanya sekadar ucapan belaka, tapi ditunjukkan dengan amal perbuatan yang betul-betul sama sekali tidak bertentangan dengan keyakinannya. Begitu pula, bukanlah sekadar penampilannya yang hanya sekali atau dua kali, melainkan pembuktiannya secara berkelanjutan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan rahmat Allah SWT, hidup terasa ringan seakan tanpa beban.

6 Rukun Iman dan Penjelasannya. Agama Islam yang menjanjikan kebahagiaan dunia dan akhirat akan sepenuhnya terwujud jika setiap ummat Muslim menyadari betapa sempurna ajaran agamanya dan mau mempraktekkannya setiap saat. Bagaimana tidak sempurna mulai dari hal yang besar seperti Haji hingga hal yang kecil seperti masuk ke kamar mandi juga kita dibekali oleh aturan. Aturan tersebut selain agar setiap saat terhubung vertikal kepada Allah SWT, juga selalu memiliki konsekuensi membangun relasi horizontal kepada Manusia.

6 Rukun Iman dan Penjelasannya

Allah memberi, menganugerahi, dan mengaruniai apa saja kepada siapa saja tanpa bergantung pada siapa dan kepada apa pun. Allah menguasai segala kewenangan karena Dia Penguasa Semesta dan Seisinya. Hidup yang dirahmati menjadi dambaan bagi setiap insan. Pikiran menjadi terang karena Sang Pencipta menganugerahkan cahaya kepada akalnya. Dan, jiwa pun menjadi lapang sebab hatinya diluaskan oleh Yang Maha Melapangkan. Berikut ini adalah 6 rukun iman dan penjelasannya:

1. Rukun Iman kepada Allah
Allah Ta'ala telah berfirman di Al-Quran, "Adapun Orang2 yang beriman kepada Alloh dan berpedang teguh kepada agamanya (Islam) niscaya Allah akan memasukkan mereka ke dlm rahmat yg besar dari’nya (Surga) dan limpahan karunia’nya dan menunjuki mereka kpd jalan yg lurus untuk sampai kepada’nya". (QS. An-Nisa : 175).

Tidaklah ada Muslim mengatakan beriman kepada Allah sampai dia mengimani 4 perkara yakni:
-Percaya adanya Allah Swt
-Mengimani rububiah Allah, bahwa tidak ada lagi yang menguasai, mengatur dan mencipta alam semesta terkecuali Allah
-Mengimani pada uluhiah Allah bahwa tak ada sesembahan yang berhak untuk disembah kecuali Allah dan meniadakan segala sesembahan selain Allah Swt.
-Mengimani untuk semua dan segala sifat Allah yang Allah sudah tetapkan untuk diriNya dan yang Nabi Muhammad Saw yang telah tetapkan untuk Allah.

2. Rukun Iman kepada Para Malaikat
Adapun maksud kita wajib untuk membenarkan bahwa para malaikat tersebut memiliki wujudnya dimana Allah Swt telah menciptakan mereka dari cahaya. Mereka ialah makhluk dan hamba Allah yang senantiasa patuh dan beribadah selalu kepadaNya. Allah Swt berfirman: “Dan malaikkat-malaikat yang di sisiNya, merekka tiada memiliki rasa anggkuh untuk menyyembahNya dan tiada (pula) merassa letih. mereka sellalu bertasbih malam dan sianng tiada henti-henttinya” (QS. Al-Anbiya: 19-20)

Tiap umat Islam mesti wajib untuk mengimani secara rinci pada setiap malaikat yang kita sudah ketahui namanya semisal Jibril, Mikail dan Israil. Adapun yang kita tak ketahui namanya maka kita mengimani hal tersebut secara universal. Diantara bentuk beriman kepada mereka ialah mengimani pada setiap tugas dan amalan mereka yang tersebut didalam Al-Quran dan hadits yang sahih, semisal mengantar wahyu, mencabut nyawa, menurunkan hujan dan seterusnya.

3. Rukun Iman kepada kitab-kitab Allah
Kita mengimani bahwa untuk seluruh kitab Allah ialah kalamNya, percaya kepada kitab Allah yang namanya telah disebutkan didalam Al-Quran semisal taurat, injil, zabur, suhuf ibrahim dan suhhuf musa. Sementara yang tak kita ketahui tentang namanya maka kita hanya bisa mengimaninya secara universal bahwa Allaw Swt memiliki kitab lain selain daripada apa yang telah diterangkan untuk kita.

Secara khusus mengenai Al-Quran bahwa kita hanya wajib mengimani bahwa dia adalah penghapus hukum dari semua kitab suci yang telah turun sebelumnya. Sesuai dengan firman Allah Swt: “Dan kami telah turrunkan kepadamu Al-Quran dengan memmbawa kebennaran, membenarkan apa yang sebbelumnya, yaitu kitab-kittab (yang diturunkan sebellumnya) dan batu ujian terhaddap kitab-kittab yang lain itu.”(QS Al-Maidah:48).

4. Rukun Iman kepada para nabi dan rasul Allah
Penjelasan tentang rukun iman yang keempat yakni mengajak kita untuk mengimani bahwa terdapat diantara laki-laki yang ada dikalangan manusia yang telah dipilih oleh Allah Swt menjadi perantara untuk diri-Nya bersama dengan para makhluknya. Namun, mereka semua tetaplah menjadi manusia biasa yang sama sekali tidak memiliki sifat-sifat dan hak-hak persoalan ketuhanan, karenanya dengan menyembah para nabi dan rasul ialah kebatilan yang nyata.

Wajib mengimani berarti semua wahyu nabi dan rasul tersebut itu benar dan memiliki sumber dari Allah Swt. Karena itu siapa saja yang telah mendustakan kenabian dari salah seorang diantara mereka maka itu sama saja bahwa dia telah mendustakan semua nabi yang lainnya. Karena itu Allah Swt mengafirkan nasrani dan yahudi tatkala tidak mengimani kepada Nabi Muhammad aw dan Allah telah mendustakan untuk keimanan mereka kepada Isa dan Musa As, karena itu mereka tak beriman kepada Nabi Muhammad Saw.

Juga wajib untuk mengimani secara merinci pada setiap nabi dan rasul yang telah kita ketahui namanya. Sementara yang tak kita ketahui mengenai namanya maka kita mesti wajib untuk mengimaninya secara menyeluruh. Seperti Firman Allah Swt:

“Sesungguhnya Kami tellah memberikan wahhyu kepadammu sebagaimanna Kami tellah memberikan wahhyu kepada Nuh dan Nabi-nabi yang kemmudiannya, dan Kami tellah memberikan wahyu (pula) kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Ya’qub dan anakk cuccunya, ‘Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman. Dan Kami berrikan Zabur kepadda Daud” (QS. An Nisa:163).

“Dan sesunggguhnya telah Kammi utus bebberapa orang rasul sebbelum kamu, di antara mereka ada yangg kami cerritakan kepadammu dan diantara mereka ada (pula) yang tiddak Kami Ceritakan kepaddamu” (QS. Mu’min:78).

5. Rukun Iman kepada Hari Akhir
Disebut sebagai hari akhir sebab dia merupakan hari terakhir untuk dunia ini, tak ada lagi untuk hari esok. Hari akhir merupakan hari dimana Allah Swt telah mewakafkan untuk seluruh makhluk yang masih hidup pada saat itu kecuali yang Allah perkecuallikan, lalu mereka semua akan dibangkitkan untuk bisa mempertanggung jawabkan amalan yang telah mereka lakukan. Allah Swt berfirman: ”Sebagaimana Kami telah memmulai penciptaan perrtama begitulah Kammi akan mengulangiinya, janji dari Kami, sesunggguhnya Kami passti akan melakukannnya.” (QS. Al-Anbiya: 104)

“Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak berriman hinggga mereka menjjadikan kamu hakkim terhadap perkara yangg merekka perselisihkkan, kemudian merreka tidak merassa dalam hati merreka sesuatu keberratan terhaddap putussan yang kammu berikan, dan merreka menerimma dengan sepennuhnya.” (QS. An Nisa: 65)

Inilah makna dari rukun iman Hari Akhir secara khusus, meskipun pada dasarnya bahwa beriman kepada hari akhir itu meliputi 3 perkara, dimana siapa saja yang akan mengingkari salah satunya maka pada hakikatnya dia tak beriman untuk hari akhir. Ketiga perkara tersebut adalah:

-Mengimani untuk semua yang akan terjadi di Alam Barzakh yakni alam diantara akhirat dan dunia berupa fitnah kubur oleh 2 malaikat, nikkmat kubur untuk yang lulus dari fittnah, dan siksa kubur untuk mereka yang tidak selamat darinya.
-Mengimani untuk tanda-tandda hari kiamat, baik itu tanda-tanda kecil yang jumlahnya pulluhan, maupun tanda-tandda besar yang para ulama sebuttkan jumlahnya ada 10 yang diantaranya: munculnya seorang imam Mahdi, keluarrnya Dajjal, turrunnya nabi Isa As, keluarrnya Ya’juj dan Ma’jun dan seterrusnya sampai terbitnya matahhari dari sebelah barat.
-Mengimani untuk semua yang akan terjadi sesudah kebangkitan. Dan kejadian tersebut jika mau disistematiskan yakni: kebangkitan lalu berdiri di area padang mahsyar, kemudian telaga, lalu di hisab atau (tanya jawab dan pembagian kitab), mizan atau (penimbangan amalan), sirath, nerraka, qintharah atau (titian kedua sesudah shirath), dan yang terakhir ialah surga.

6. Rukun Iman kepada Qadha dan Qadar
Maksudnya tiap orang Islam  wajib untuk percaya bahwa semua yang telah Allah Takdirkan, apakah itu kejadiannya baik dan buruk maka itu semual bersumber dari Allah Swt.

-Mengimani bahwa memang Allah Swt mengimani segala sesuatu tentang kejadian, yang buruk maupun baik. Bahwa Allah telah mengetahui segala kejadian yang sudah berlalu, yang sedang terjjadi, dan yang belum terjadi, serta semua kejadian yang tak terjadi seandainya terjjadi maka Allah mengetahuinya bagaimana itu terjadi.

Allah Swt berfirman, “Agar kamu mengetahui bahwasannya Allah Maha Kuasa atas seggala sesuatu, dan sesungguhnnya Allah ilmu-Nya benar-benar meliputti segala sesuatu” (QS Ath-Thalaq:12)

Allah Swt berfirman yang berarti “Dan Kamu tidak dappat menghendaki (mengerjakan sesuatu) keccuali apabila dikehhendaki Allah, Tuhan semesta alam” (QS. At-Takwir:29)

-Mengimani bahwa Allah Swt sudah menuliskan segala takdir dari makhluk yang ada di lauh al-Mahfuzh, 50 ribu tahun sebelumnya dia menciptakan bumi dan langit. Dari Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash Ra dia telah berkata: Saya pernah mendengar Rasulullah Saw bersabda: “Allah telah menuliskan takkdir bagi semua makhluk 50.000 tahun sebellum Allah menciptakan langit dan bumi” (HR. Muslim No.4797).

Mengimani bahwa tak ada satupun gerakkan dan diammnya makhluk dilangit, dibumi dan diseluruh alam semesta kecuali semuanya baru terjadi sesudah Allah menghendaki. Tidaklah makhluk bergerak kecuali dengan kehendak dan izinNya, sebaggaimana tidaklah mereka diam dan tidak bergerak keccuali sesudah ada kehendak dan izin dari-Nya.
Biografi Syekh Nawawi al-Bantani al-Jawi

Biografi Syekh Nawawi al-Bantani al-Jawi

Si Maniz 9:43:00 PM
Syaikh Muhammad Nawawi al-Jawi al-Bantani, lahir di Tanara, Serang, 1230 H/1813 M - meninggal di Mekkah, 1314 H/1897 M) adalah seorang ulama Indonesia yang terkenal di mancanegara (ulama Indonesia bertaraf internasional) dan Imam Masjidil Haram. Ia bergelar al-Bantani karena ia berasal dari Banten, Indonesia. Ia adalah seorang ulama dan intelektual yang sangat produktif menulis kitab, yang meliputi bidang-bidang fiqih, tauhid, tasawuf, tafsir, dan hadis.

Jumlah karyanya mencapai tidak kurang dari 115 kitab. Karena kemasyhurannya, Syekh Nawawi Al-Bantani dijuluki Sayyid Ulama Al-Hijaz (Pemimpin 'Ulama Hijaz), Al-Imam Al-Muhaqqiq wa Al-Fahhamah Al-Mudaqqiq (Imam yang Mumpuni ilmunya), A’yan Ulama Al-Qarn Al-Ram Asyar li Al-Hijrah (Tokoh 'Ulama Abad 14 H), Imam Ulama’ Al-Haramain (Imam 'Ulama Dua Kota Suci).

Lahir dengan nama Abû Abdul Mu’ti Muhammad Nawawi bin ‘Umar bin ‘Arabi. Ulama besar ini hidup dalam tradisi keagamaan yang sangat kuat. Ulama yang lahir di Kampung Tanara, sebuah desa kecil di kecamatan Tirtayasa, Kabupaten Serang, Propinsi Banten (Sekarang di Kampung Pesisir, desa Pedaleman, Tanara, Serang Kecamatan Tanara, Serang depan Mesjid Jami’ Syaikh Nawawi Bantani) pada tahun 1230 H atau 1815 M ini bernasab kepada keturunan Maulana Hasanuddin Putra Sunan Gunung Jati, Cirebon. Keturunan ke-12 dari Sultan Banten.

Nasabnya melalui jalur ini sampai kepada Baginda Nabi Muhammad saw. Melalui keturunan Maulana Hasanuddin yakni Pangeran Suniararas, yang makamnya hanya berjarak 500 meter dari bekas kediaman dia di Tanara, nasab Ahlul Bait sampai ke Syaikh Nawawi. Ayahnya seorang Ulama Banten, ‘Umar bin ‘Arabi, ibunya bernama Zubaedah.

Semenjak kecil ia memang terkenal cerdas. Otaknya dengan mudah menyerap pelajaran yang telah diberikan ayahnya sejak umur 5 tahun. Pertanyaanpertanyaan kritisnya sering membuat ayahnya bingung. Melihat potensi yang begitu besar pada putranya, pada usia 8 tahun sang ayah mengirimkannya keberbagai pesantren di Jawa. Dia mula-mula mendapat bimbingan langsung dari ayahnya, kemudian berguru kapada Kyai Sahal, Banten; setelah itu mengaji kepada Kyai Yusuf, Purwakarta.

Di usia dia yang belum lagi mencapai 15 tahun, Syaikh Nawawi telah mengajar banyak orang. Sampai kemudian karena karamahnya yang telah mengkilap sebelia itu, dia mencari tempat di pinggir pantai agar lebih leluasa mengajar murid-muridnya yang kian hari bertambah banyak. Pada usia 15 tahun dia menunaikan haji dan berguru kepada sejumlah ulama terkenal di Mekah.

Kitab Syekh Nawawi al-Bantani al-Jawi

Kepakaran dia tidak diragukan lagi. Ulama asal Mesir, Syaikh 'Umar 'Abdul Jabbâr dalam kitabnya "al-Durûs min Mâdhi al-Ta’lîm wa Hadlirih bi al-Masjidil al-Harâm” (beberapa kajian masa lalu dan masa kini tentang Pendidikan Masa kini di Masjidil Haram) menulis bahwa Syaikh Nawawi sangat produktif menulis hingga karyanya mencapai seratus judul lebih, meliputi berbagai disiplin ilmu. Banyak pula karyanya yang berupa syarah atau komentar terhadap kitab-kitab klasik.

Karya tafsirnya, al-Munîr, sangat monumental, bahkan ada yang mengatakan lebih baik dari Tafsîr Jalâlain, karya Imâm Jalâluddîn al-Suyûthi dan Imâm Jalâluddîn al-Mahâlli yang sangat terkenal itu. Sementara Kâsyifah al-Sajâ syarah merupakan syarah atau komentar terhadap kitab fiqih Safînah al-Najâ, karya Syaikh Sâlim bin Sumeir al-Hadhramy. Para pakar menyebut karya dia lebih praktis ketimbang matan yang dikomentarinya. Karya-karya dia di bidang Ilmu Akidah misalnya Tîjân al-Darâry, Nûr al-Dhalam, Fath al-Majîd. Sementara dalam bidang Ilmu Hadits misalnya Tanqih al-Qaul. Karya-karya dia di bidang Ilmu Fiqih yakni Sullam al-Munâjah, Niĥâyah al-Zain, Kâsyifah al-Sajâ. Adapun Qâmi’u al-Thugyân, Nashâih al-‘Ibâd dan Minhâj al-Raghibi merupakan karya tasawwuf.

Ada lagi sebuah kitab fiqih karya dia yang sangat terkenal di kalangan para santri pesantren di Jawa, yaitu Syarah ’Uqûd al-Lujain fi Bayân Huqûq al-Zaujain. Hampir semua pesantren memasukkan kitab ini dalam daftar paket bacaan wajib, terutama di Bulan Ramadhan. Isinya tentang segala persoalan keluarga yang ditulis secara detail. Hubungan antara suami dan istri dijelaskan secara rinci. Kitab yang sangat terkenal ini menjadi rujukan selama hampir seabad.

Karomah Syekh Nawawi al-Bantani al-Jawi

Konon, pada suatu waktu pernah dia mengarang kitab dengan menggunakan telunjuk dia sebagai lampu, saat itu dalam sebuah perjalanan. Karena tidak ada cahaya dalam syuqduf yakni rumah-rumahan di punggung unta, yang dia diami, sementara aspirasi tengah kencang mengisi kepalanya. Syaikh Nawawi kemudian berdoa memohon kepada Allah Ta’ala agar telunjuk kirinya dapat menjadi lampu menerangi jari kanannya yang untuk menulis. Kitab yang kemudian lahir dengan nama Marâqi al-‘Ubudiyyah syarah Matan Bidâyah al-Hidayah itu harus dibayar dia dengan cacat pada jari telunjuk kirinya.

Cahaya yang diberikan Allah pada jari telunjuk kiri dia itu membawa bekas yang tidak hilang. Karamah dia yang lain juga diperlihatkannya di saat mengunjungi salah satu masjid di Jakarta yakni Masjid Pekojan. Masjid yang dibangun oleh salah seorang keturunan cucu Rasulullah saw Sayyid Utsmân bin ‘Agîl bin Yahya al-‘Alawi, Ulama dan Mufti Betawi (sekarang ibukota Jakarta), itu ternyata memiliki kiblat yang salah. Padahal yang menentukan kiblat bagi mesjid itu adalah Sayyid Utsmân sendiri.

Tak ayal , saat seorang anak remaja yang tak dikenalnya menyalahkan penentuan kiblat, kagetlah Sayyid Utsmân. Diskusipun terjadi dengan seru antara mereka berdua. Sayyid Utsmân tetap berpendirian kiblat Mesjid Pekojan sudah benar. Sementara Syaikh Nawawi remaja berpendapat arah kiblat mesti dibetulkan.

Saat kesepakatan tak bisa diraih karena masing-masing mempertahankan pendapatnya dengan keras, Syaikh Nawawi remaja menarik lengan baju lengan Sayyid Utsmân. Dirapatkan tubuhnya agar bisa saling mendekat. “Lihatlah Sayyid!, itulah Ka΄bah tempat Kiblat kita. Lihat dan perhatikanlah! Tidakkah Ka΄bah itu terlihat amat jelas? Sementara Kiblat masjid ini agak kekiri. Maka perlulah kiblatnya digeser ke kanan agar tepat menghadap ke Ka΄bah". Ujar Syaikh Nawawi remaja.

Sayyid Utsmân termangu. Ka΄bah yang ia lihat dengan mengikuti telunjuk Syaikh Nawawi remaja memang terlihat jelas. Sayyid Utsmân merasa takjub dan menyadari, remaja yang bertubuh kecil di hadapannya ini telah dikaruniai kemuliaan, yakni terbukanya nur basyariyyah. Dengan karamah itu, di manapun dia berada Ka΄bah tetap terlihat. Dengan penuh hormat, Sayyid Utsmân langsung memeluk tubuh kecil dia. Sampai saat ini, jika kita mengunjungi Masjid Pekojan akan terlihat kiblat digeser, tidak sesuai aslinya.

Telah menjadi kebijakan Pemerintah Arab Saudi bahwa orang yang telah dikubur selama setahun kuburannya harus digali. Tulang belulang si mayat kemudian diambil dan disatukan dengan tulang belulang mayat lainnya. Selanjutnya semua tulang itu dikuburkan di tempat lain di luar kota. Lubang kubur yang dibongkar dibiarkan tetap terbuka hingga datang jenazah berikutnya terus silih berganti. Kebijakan ini dijalankan tanpa pandang bulu. Siapapun dia, pejabat atau orang biasa, saudagar kaya atau orang miskin, sama terkena kebijakan tersebut.

Inilah yang juga menimpa makam Syaikh Nawawi. Setelah kuburnya genap berusia satu tahun, datanglah petugas dari pemerintah kota untuk menggali kuburnya. Tetapi yang terjadi adalah hal yang tak lazim. Para petugas kuburan itu tak menemukan tulang belulang seperti biasanya. Yang mereka temukan adalah satu jasad yang masih utuh. Tidak kurang satu apapun, tidak lecet atau tanda-tanda pembusukan seperti lazimnya jenazah yang telah lama dikubur. Bahkan kain putih kafan penutup jasad dia tidak sobek dan tidak lapuk sedikitpun.

Terang saja kejadian ini mengejutkan para petugas. Mereka lari berhamburan mendatangi atasannya dan menceritakan apa yang telah terjadi. Setelah diteliti, sang atasan kemudian menyadari bahwa makam yang digali itu bukan makam orang sembarangan. Langkah strategis lalu diambil. Pemerintah melarang membongkar makam tersebut. Jasad dia lalu dikuburkan kembali seperti sediakala. Hingga sekarang makam dia tetap berada di Ma΄la, Mekah.

Demikianlah karamah Syaikh Nawawi al-Bantani al-Jawi. Tanah organisme yang hidup di dalamnya sedikitpun tidak merusak jasad dia. Kasih sayang Allah Ta’ala berlimpah pada dia. Karamah Syaikh Nawawi yang paling tinggi akan kita rasakan saat kita membuka lembar demi lembar Tafsîr Munîr yang dia karang. Kitab Tafsir fenomenal ini menerangi jalan siapa saja yang ingin memahami Firman Allah swt. Begitu juga dari kalimat-kalimat lugas kitab fiqih, Kâsyifah al-Sajâ, yang menerangkan syariat. Begitu pula ratusan hikmah di dalam kitab Nashâih al-‘Ibâd. Serta ratusan kitab lainnya yang akan terus menyirami umat dengan cahaya abadi dari buah tangan dia.

Wafat Syekh Nawawi al-Bantani al-Jawi
Syaikh Nawawi wafat di Mekah pada tanggal 25 syawal 1314 H/ 1897 M. Tapi ada pula yang mencatat tahun wafatnya pada tahun 1316 H/ 1899 M. Makamnya terletak di pekuburan Ma'la di Mekah. Makam dia bersebelahan dengan makam anak perempuan dari Sayyidina Abu Bakar Ash-Shiddiq.
7 Amalan yang Pahalanya Mengalir Terus

7 Amalan yang Pahalanya Mengalir Terus

Si Maniz 7:29:00 PM
7 Amalan yang Pahalanya Mengalir Terus, sedekah jariyah adalah sebutan bagi amalan yang terus mengalir pahalanya, walaupun orang yang melakukan amalan tersebut sudah wafat. Amalan tersebut terus memproduksi pahala yang terus mengalir kepadanya. Apapun kebaikan, amal sholeh dan ibadah yang diamalkan dengan ikhlas dan sesuai sunnah Nabi, maka balasannya adalah pahala yang berlipat ganda. Sekecil apa pun kebaikan yang dilakukan oleh umat Islam, Allah SWT akan membalasnya dengan yang lebih baik dan lebih banyak dari apa yang dilakukan, baik di dunia maupun di akhirat kelak.

Sebesar dan sebanyak apa pun dosa anak Adam kepada Allah SWT, jika mau bertobat kepada-Nya, maka Allah SWT akan mengampuninya. Karenanya, salah satu hal yang harus kita tumbuhkan dalam diri kita ketika berinteraksi dengan Allah SWT adalah sifat raja, yakni mengharap akan karunia dan rahmat-Nya. Orang yang senantiasa berharap akan keluasan karunia Allah SWT maka akan beruntung. Cirinya, hatinya selalu mengharapkan ridho dan karunia-Nya.

7 Amalan yang Pahalanya Mengalir Terus

Abu Hurairah menerangkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Apabila anak Adam (manusia) wafat, maka terputuslah semua (pahala) amal perbuatannya kecuali tiga macam perbuatan, yaitu sedekah jariah, ilmu yang berman­faat, dan anak saleh yang mendoakannya" (HR. Muslim). Selain dari ketiga jenis perbuatan di atas, ada lagi beberapa macam perbuatan yang tergolong dalam amal jariah.

Dalam riwayat lain, Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya diantara amal kebaikan yang mendatangkan pahala setelah orang yang melakukannya wafat ialah ilmu yang disebar­luaskannya, anak saleh yang ditinggalkannya, mushaf (kitab-kitab keagamaan) yang diwariskannya, masjid yang dibangunnya, rumah yang dibangunnya untuk penginapan orang yang sedang dalam perjalanan. sungai yang dialirkannya untuk kepentingan orang banyak, dan harta yang disedekahkannya” (HR. Ibnu Majah).

Ketika seseorang sudah tidak bisa melakukan ibadah yang bisa mendatangkan pahala bagi dirinya sendiri, Allah memberikan kemurahan bagi hamba tersebut. Yakni caranya dengan menawarkan pahala ibadah yang bisa menjadi investasi abadi. Berikut uraiannya:

1. Menyebarluaskan ilmu pengetahuan yang bermanfaat, baik melalui pendidikan formal maupun nonformal, seperti diskusi, ceramah, dakwah, dan sebagainya. Termasuk dalam kategori ini adalah me­nulis buku yang berguna dan mempublikasikannya.

2. Mendidik anak menjadi anak yang saleh. Anak yang saleh akan selalu berbuat kebaikan di dunia. Menurut keterangan hadis ini, kebaikan yang dipeibuat oleh anak saleh pahalanya sampai kepada orang tua yang mendidiknya yang telah wafat tanpa mengurangi nilai/pahala yang diterima oleh anak tadi.

3. Menyedekahkan sebagian harta. Sedekah yang diberikan secara ikhlas akan mendatangkan pahala yang berlipat ganda. Mewariskan mushaf (buku agama) kepada orang-orang yang dapat memanfaatkannya untuk kebaikan diri dan masyarakatnya.

4. Membangun masjid. Hal ini sejalan dengan sabda Nabi SAW, ”Barangsiapa yang membangun sebuah masjid karena Allah walau sekecil apa pun, maka Allah akan membangun untuknya sebuah rumah di surga” (HR. al-Bukhari dan Muslim). Orang yang membangun masjid tersebut akan menerima pahala seperti pahala orang yang beribadah di mas­jid itu.

5. Membangun rumah atau pondokan bagi orang-orang yang bepergian untuk kebaikan. Setiap orang yang memanfaatkannya, baik untuk istirahat sebentar maupun untuk bermalam dan kegunaan lain yang bukan untuk maksiat, akan mengalirkan pahala kepada orang yang membangunnya.

6. Mengalirkan air secara baik dan bersih ke tampat-tempat orang yang membutuhkannya atau menggali sumur di tempat yang sering dilalui atau didiami orang banyak. Setelah orang yang mengalirkan air itu wafat dan air itu tetap mengalir serta terpelihara dari kecemaran dan dimanfaatkan orang yang hidup maka ia mendapat pahala yang terus mengalir.

Semakin banyak orang yang memanfaat­kannya semakin banyak ia menerima pahala di akhirat. Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa membangun sebuah sumur lalu diminum oleh jin atau burung yang kehausan, maka Allah akan mem­berinya pahala kelak di hari kiamat.” (HR. Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Majah).

7. Dakwah. Berkat orang dakwah orang jadi kenal agama. Dakwah jantung agama. Tanpa dakwah, agama musnah. Insya Allah amal dakwah juga mengalir. Para Nabi dan ulama juga berdakwah.
7 Manfaat Istighfar kepada Allah Ta'ala

7 Manfaat Istighfar kepada Allah Ta'ala

Si Maniz 7:01:00 PM
7 Manfaat Istighfar kepada Allah Ta'ala, manusia berkembang bukan hanya fisikal, tetapi juga psikis dan sosial sehingga mencari kenikmatan yang lebih tinggi, yakni sosial (ijtima'iyah). Sebuah kenikmatan yang tak ternilai dengan materi, bahkan rela kehilangannya untuk meraih nikmat kebersamaan dan bermakna di tengah yang membutuhkan. Mulanya, manusia berorientasi pada kenikmatan sementara sebagai kebutuhan dasar. Sungguh, kenikmatan dunia telah membutakan mata hati.

Kalimat istighfar mengandung makna pengakuan, penyesalan, kesadaran, kerendahan diri, dan keimanan. Dan itu semua merupakan sebab yang dapat mendatangkan kecintaan, pertolongan, dan perlindungan Allah SWT sehingga kita dapat selamat dari siksaan dan kebinasaan. Tidak ada yang dapat menyelamatkan diri kita dari azab Allah, kecuali kita memohon ampun dan segera bertaubat atas segala kesalahan.

7 Manfaat Istighfar kepada Allah Ta'ala

Setiap Mukmin dituntut untuk selalu menjaga dan mengendalikan segala perilaku, moral, sikap, dan ucapan dari hal-hal yang tidak baik. Termasuk menjaga ucapan dari hal yang tidak baik adalah tidak menyakiti, menipu, bermaksiat, memfitnah, memecah-belah, tidak melakukan korupsi, berkata-kata keji, mengutuk, dan mengucapkan kata-kata kotor kepada orang lain, seperti diisyaratkan Nabi SAW.

Di era internet dengan berbagai media sosial yang ada di dalamnya, seperti Facebook, Twitter, Instagram, atau yang lainnya, banyak sekali kemaksiatan betebaran. Konten pornografi yang sama sekali jauh dari akhlak dan sikap seorang Mukmin sejati. Berikut ini adalah 7 manfaat Istighfar kepada Allah Ta'ala:

1. Istighfar pembuka jalan keluar tiap masalah
Rasulullah SAW bersabda, ''Dan Dia (Allah) akan memberikan (membukakan) jalan keluar bagi kesempitannya (kesulitannya).'' Dengan mendawamkan istighfar dapat mendatangkan keselamatan, menimbulkan ketenteraman hati, mendatangkan ampunan dosa, menumbuhkan sifat-sifat keutamaan kepada seseorang, dan dicintai Allah Swt.

2. Melancarkan datangnya rezeki
Nabi SAW bersabda, ''Barangsiapa yang merasa diperlambat (tersendat-sendat) rezekinya, hendaknya dia beristigfar kepada Allah.'' (HR Baihaqi dan ar-Rabi'i).

3. Memperoleh kenikmatan hidup secara terus-menerus
Allah SWT berfirman, ''Dan hendaklah kamu beristigfar (meminta ampun) kepada Tuhanmu dan bertobatlah kepada-Nya. (Jika kamu mengerjakan yang demikian) niscaya Dia (Allah) akan memberi kenikmatan yang baik (terus-menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan, dan Dia (Allah) akan memberikan kepada tia-tiap orang yang mempunyai keutamaan (ketaatan/amal kebaikan) (QS Hud: 3).

4. Segala kebutuhan hidup tercukupi
Firman Allah Swt, "Mohonlah kalian pada ampunan Allah, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Allah akan turunkan hujan yang lebat, kemudahan meraih rezeki halal penuh berkah, generasi yang saleh-saleh, dan kesejahteraan dengan kebun-kebun yang indah serta sungai sungai jernih yang mengalir." (QS Nuh: 10-12).

5. Istighfar mempercepat terkabulnya doa
Dosa adalah penghalang terkabulnya doa. Inilah fungsi istighfar untuk membersihkan hati dari karat-karat dosa dan penyakit-penyakitnya. Setelah hati dicuci dengan istighfar, barulah hidayah, berkah, rahmat, dan ilmu dari Allah akan turun. Demikian juga dengan doa, Insya Allah akan segera dikabulkan Allah SWT.

6. Diangkat derajatnya
dihapus kejelekannya dan diangkat derajatnya. "Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS An-Nisa' [4]: 110).

7. Istighfar adalah solusi berbagai kesulitan
"Barangsiapa membiasakan diri untuk beristighfar, Allah akan memberikan jalan keluar baginya dari setiap kesulitan, akan memberikan kebahagiaan dari setiap kesusahan, dan akan memberi rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka." (HR Abu Daud dan Ibnu Majah).

Untuk melengkapi postingan tentang 7 manfaat Istighfar kepada Allah Ta'ala, Rasulullah SAW sendiri sangat banyak menganjurkan untuk memohon ampunan Allah SWT di samping Rasul sendiri senantiasa memberikan teladan dengan banyak beristighfar. Dari Abu Hurairah RA berkata, saya mendengar Rasulullah bersabda, "Demi Allah, sesungguhnya aku benar-benar memohon ampunan kepada Allah dan bertobat kepada-Nya setiap hari lebih dari tujuh puluh kali." (HR Bukhari).